Minggu, 26 Mei 2013

Cinta Seperti Cerita Dongeng



Orang-orang sering kali membicarakan keinginan mereka untuk jatuh cinta seperti di kisah dongeng dan dalam hati saya  tertawa. Waktu saya masih kecil dan membaca dongeng atau menonton film-film tentang putri yang cantik, saya membayangkan jatuh cinta seperti itu. Keluargaku meyakinkanku bahwa hal itu tak pernah terjadi dalam kehidupan sesungguhnya. Orang tuaku tidak ingin harapanku terlalu tinggi terhadap sesuatu yang mereka percaya bakal tak terjadi. Satu hal yang telah aku pelajari sepanjang waktu adalah bahwa orang tua tidak selalu benar. “mungkin saja”
           Waktu  duduk di bangku Sma , saya pergi bermain bola volley di pinggir pantai bersama teman, pada liburan sekolah. Di pantai saya bertemu seorang cewek bernama Devy.kita selalu bersama-sama mengelilingi pinggir pantai semenjak pertemuan itu. Ketika tiba waktunya pulang, hatiku benar- benar hancur. Saya tahu kita bisa memiliki sesuatu yang istimewa jika diberi kesempatan; ada perasaan khusus di antara kita. Namun rumah Devy dan rumahku jaraknya lumayan jauh, dan kami terlalu muda untuk bisa mengendarai larut malam.
          kita bertukar nomor handphone, dan berjanji untuk terus berhubungan meskipun rasanya tidak mungkin kami akan pernah bertemu lagi.
Keluarga dan teman-temanku menyebutku tidak dewasa karena mengatakan saya kangen pada Devy. Pada saat saya menerima sms darinya, mereka tertawa dan berkata padaku itu tak ada gunanya. Tak seorangpun mengerti bagaimana perasaanku. saya tahu saya masih sangat belia, tapi saya tidak percaya ada batas umur untuk jatuh cinta. Suatu perasaan mengisi hatiku setiap kali memikirkan Devy. Orang tuaku mengatakan ini bodoh, perasaan yang berlebihan yang nanti dengan sendirinya akan hilang, namun mereka keliru.
saya tidak percaya kata "tidak mungkin". Apapun bisa terjadi bila kau benar-benar menginginkannya. Selama berapa lama, saya dan Devy saling kontak-kontakan. Kami saling menelepon. Bersamaan dengan semakin bertambahnya usia kami, saya kadang-kadang berpikir  takkan bertemu dengannya lagi. Sms darinya pun semakin jarang, dan kini teleponnya hanya datang beberapa kali dalam sebulan. saya tidak pernah memberi tahu Devy bagaimana perasaanku kepadanya, karena semua orang selalu mencoba menyalahkan perasaanku dengan mengatakan itu sama sekali takkan ada hasilnya.
        Sekarang saya sudah duduk di bangku kuliah. Sudah empat tahun berlalu sejak aku pertama kali bertemu dengan Devy. Kita sudah saling mengetahui segala sesuatu tentang yang lain, dan, walaupun sudah bertahun-tahun tidak bertemu, perasaanku masih tetap sama. Satu-satunya perbedaan adalah saya kini sudah lebih dewasa dan lebih matang, dan aku bisa bertindak menuruti perasaanku.
Aku menerima sms dari Devy beberapa minggu lalu. Pada lembaran terakhir ia menulis,

In, kita sudah saling mengenal untuk waktu yang lama sekali. saya tahu sudah bertahun-tahun saya tidak bertemu denganmu, dan mungkin ini kedengarannya tidak masuk akal, tetapi saya jatuh cinta kepadamu. Sejak kita bertemu tak satu haripun saya tidak memikirkan dirimu. Kau mengenalku lebih baik daripada aku mengenal diriku sendiri, dan saya harus bertemu denganmu lagi. Aku bisa membayangkan menghabiskan sisa hidupku bersamamu suatu hari nanti. Kedengarannya mungkin sinting, tetapi kaulah satu-satunya pria yang bisa kubayangkan akan kuajak untuk membangun keluarga nantinya. saya ingin kau datang ke pesta ulang tahunku, dan aku ingin kau menginap dirumahku selama akhir pekan supaya kau bisa selalu bersama. Ini adalah hari terpenting dalam kehidupan remajaku, dan aku ingin kau melewatkannya bersamaku.

Ini adalah kata-kata paling tulus yang pernah dikatakan seseorang kepadaku. Begitu banyak perasaan melintas dalam benakku. Bahkan ketika saya masih bocah kecil pun, saya sudah tahu perasaan bahwa saya dan Devy akan saling memiliki, akan tetap hidup dalam hatiku hari ini. Mungkin suatu hari nanti saya dan Devy akan menikah. Atau mungkin kita hanya akan terus manjadi teman maya sampai kita tua nanti. Atau mungkin kita tidak akan berhubungan lagi dan hanya tinggal dalam kenangan. Yang saya tahu hanyalah bahwa diriku telah diberi kehormatan untuk merasakan cinta seperti di cerita dongeng, dan saya tidak akan pernah berhenti percaya pada takdir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar