Rabu, 17 September 2014

hari rabu, yah hari ini saya banyak mendaptkan hal menarik di mulai dari berangkat kuliah sampai pergi ke salah satu cafe yang ad di makssar. yah , memang menurut saya hari rabu memang hari yang menarik buat saya , karena banyak hal biasanya bisa terjadi mulai dari pagi sampai pagi kembali. alhamdulillah. hehe,,, bicara soal hal manrik, pas di suatu cafe tadi saya bertemu dengan seorang yang mengaku dirinya bekerja sebagi bisnis man, and than kita berbagi cerita tentang bagamana pengalaman hidup kita, sampai dia mencertikan awal kesuksesannya dia. kesimpulan yang bisa dapatkan ketika kerja keras kita selama ini dibangun berlandaskan keikhlasan maka hasilnya juga akan jauh lebih baik, di bandingkan dengan sesuatu yang di kerjakan dengan mengharapkan imbaln yang lebih.. #Tulisannya Acak maklum baru belajar....

Sabtu, 08 Maret 2014



Animasi Dua Dimmensi
Animasi dua dimensi atau animasi dwi-matra dikenal juga dengan nama flat animation. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam proses pembuatannya, antara lain dengan sistem:Cell Technique (Film Animasi Teknik Sel)Teknik cell ini merupakan teknik dasar pembuatan film animasi klasik. Rangkaian gambar dibuat di atas lembaran transparan yang tembus pandang/sel (cell). Objek utama yang mengeksploitir gerak dibuat terpisah dengan latar belakang dan depan yang statis. Dengan demikian, latar belakang (background) dan latar depan (foreground) dibuat hanya sekali saja. Cara ini dapat menyiasati pembuatan gambar yang terlalu banyak.Proses pembuatan animasi seperti ini mendominasi seluruh film animasi klasik yang juga masih dapat kita nikmati hingga saat sekarang, seperti Scooby Doo, The Flintstone, dan lain-lain. Perhatikan latar belakang film tersebut dengan teliti. Ketika adegan kejar-kejaran terjadi, latar film terlihat diulang-ulang dengan gambar yang sama.Teknik BayanganPada teknik bayangan figur setiap adegan dibuat dengan mempergunakan lempengan karton atau kulit. Media tersebut digunting sesuai karakter figurnya. Tokoh yang ditampilkan biasanya tampak samping agar karakternya terlihat jelas.
Efek siluet yang ditimbulkan dari sorotan lampu di belakang layar ke objek figur tersebut menjadikan kesan tersendiri saat ditonton. Jika media tersebut dijauhkan dari layar akan terlihat membesar dan jika ditempelkan ke layar akan terlihat ukuran media yang sebenarnya. Wayang (bayang) kulit merupakan salah satu yang termasuk mempergunakan teknik ini.Teknik Computing 2DAnimasi dua dimensi setelah perkembangan teknologi komputer di era delapan puluhan juga merasakan imbasnya. Yang sangat signifikan dirasakan adalah kemudahan dalam proses pembuatan animasi. Untuk penggarapan animasi sederhana, mulai dari perancangan model hingga pengisian suara/dubbing dapat dilakukan dengan mempergunakan satu personal komputer. Setiap kesalahan dapat dikoreksi dengan cepat dan dapat dengan cepat pula diadakan perubahan. Sementara dengan teknik manual, setiap detail kesalahan terkadang harus diulang kembali dari awal.Keunggulan lainnya adalah dalam penggandaan objek animasi. Teknologi komputer memungkinkan penggunanya untuk tidak melakukan kegiatan yang sama berulang-ulang. Hanya dengan copy dan paste maka gambar yang sama dapat digandakan dan diolah kembali, diperbesar, diperkecil, ditambah maupun dikurangi setiap elemennya. Kemudahan dalam segi fasilitas yang ditunjang oleh teknologi ini memungkinkan setiap kita bisa mempelajarinya untuk membuat sebuah animasi, baik berupa film maupun animasi sederhana.Teknik Computing 3D Berbeda dengan teknologi animasi 2D, pada teknik 3D atau tiga dimensi, ilusi yang disuguhkan terkesan memiliki ruang dan kedalaman. Pada gambar yang hanya memiliki dimensi (ukuran) panjang dan lebar (2D) kesan kedalaman belumlah muncul.
Ketika dimensi ke tiga (kedalaman) berperan, maka ilusi tersebut baru terlihat nyata. Logika matematis terlihat perannya di sini, ketika mengejawantahkan kesan ruang suatu benda. TInggal lagi, bagaimana menyulap mata sehingga kesan (yang sebenarnya 2 dimensi) menjadi tiga dimenPada abad ke-21 ini, di mana teknologi computer dapat memanipulasi bentuk, maka perkembangan teknik animasi-pun terkena imbasnya. Gambar yang biasa ditampilkan secara flat, dengan efek tiga dimensi, sebuah benda yang direkayasa dapat dibidik pandangannya dari segala arah.1. Animasi untuk Multimedia PembelajaranMultimedia pembelajaran, baik untuk presentasi maupun pembelajaran mandiri, agar lebih efektif dalam penyampaian pesan, ada baiknya dirancang animasi yang berhubungan dengan materi yang disampaikan. Disamping sebagai appersepsi, juga dapat mengajak peserta didik lebih dapat memahami secara mendalam materi pembelajaran yang sedang diikutinya. Hal ini dapat terwujud dengan terlebih dahulu menguasai trik dan teknik pembuatan animasi dengan berbagai software yang menunjang untuk itu.Teknologi membuat segalanya jadi mudah.Selamat mencoba.


Animasi Dua Dimensi
            Animasi dua dimensi atau animasi dwi-matra dikenal juga dengan nama flat animation. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam proses pembuatannya, antara lain dengan sistem:Cell Technique (Film Animasi Teknik Sel)Teknik cell ini merupakan teknik dasar pembuatan film animasi klasik. Rangkaian gambar dibuat di atas lembaran transparan yang tembus pandang/sel (cell). Objek utama yang mengeksploitir gerak dibuat terpisah dengan latar belakang dan depan yang statis. Dengan demikian, latar belakang (background) dan latar depan (foreground) dibuat hanya sekali saja.
Cara ini dapat menyiasati pembuatan gambar yang terlalu banyak.Proses pembuatan animasi seperti ini mendominasi seluruh film animasi klasik yang juga masih dapat kita nikmati hingga saat sekarang, seperti Scooby Doo, The Flintstone, dan lain-lain. Perhatikan latar belakang film tersebut dengan teliti. Ketika adegan kejar-kejaran terjadi, latar film terlihat diulang-ulang dengan gambar yang sama.Teknik BayanganPada teknik bayangan figur setiap adegan dibuat dengan mempergunakan lempengan karton atau kulit. Media tersebut digunting sesuai karakter figurnya. Tokoh yang ditampilkan biasanya tampak samping agar karakternya terlihat jelas. Efek siluet yang ditimbulkan dari sorotan lampu di belakang layar ke objek figur tersebut menjadikan kesan tersendiri saat ditonton. Jika media tersebut dijauhkan dari layar akan terlihat membesar dan jika ditempelkan ke layar akan terlihat ukuran media yang sebenarnya.
 Wayang (bayang) kulit merupakan salah satu yang termasuk mempergunakan teknik ini.Teknik Computing 2DAnimasi dua dimensi setelah perkembangan teknologi komputer di era delapan puluhan juga merasakan imbasnya. Yang sangat signifikan dirasakan adalah kemudahan dalam proses pembuatan animasi. Untuk penggarapan animasi sederhana, mulai dari perancangan model hingga pengisian suara/dubbing dapat dilakukan dengan mempergunakan satu personal komputer. Setiap kesalahan dapat dikoreksi dengan cepat dan dapat dengan cepat pula diadakan perubahan. Sementara dengan teknik manual, setiap detail kesalahan terkadang harus diulang kembali dari awal.Keunggulan lainnya adalah dalam penggandaan objek animasi. Teknologi komputer memungkinkan penggunanya untuk tidak melakukan kegiatan yang sama berulang-ulang. Hanya dengan copy dan paste maka gambar yang sama dapat digandakan dan diolah kembali, diperbesar, diperkecil, ditambah maupun dikurangi setiap elemennya. Kemudahan dalam segi fasilitas yang ditunjang oleh teknologi ini memungkinkan setiap kita bisa mempelajarinya untuk membuat sebuah animasi, baik berupa film maupun animasi sederhana.Teknik Computing 3D Berbeda dengan teknologi animasi 2D, pada teknik 3D atau tiga dimensi, ilusi yang disuguhkan terkesan memiliki ruang dan kedalaman. Pada gambar yang hanya memiliki dimensi (ukuran) panjang dan lebar (2D) kesan kedalaman belumlah muncul. Ketika dimensi ke tiga (kedalaman) berperan, maka ilusi tersebut baru terlihat nyata. Logika matematis terlihat perannya di sini, ketika mengejawantahkan kesan ruang suatu benda. TInggal lagi, bagaimana menyulap mata sehingga kesan (yang sebenarnya 2 dimensi) menjadi tiga dimenPada abad ke-21 ini, di mana teknologi computer dapat memanipulasi bentuk, maka perkembangan teknik animasi-pun terkena imbasnya. Gambar yang biasa ditampilkan secara flat, dengan efek tiga dimensi, sebuah benda yang direkayasa dapat dibidik pandangannya dari segala arah.1. Animasi untuk Multimedia PembelajaranMultimedia pembelajaran, baik untuk presentasi maupun pembelajaran mandiri, agar lebih efektif dalam penyampaian pesan, ada baiknya dirancang animasi yang berhubungan dengan materi yang disampaikan. Disamping sebagai appersepsi, juga dapat mengajak peserta didik lebih dapat memahami secara mendalam materi pembelajaran yang sedang diikutinya. Hal ini dapat terwujud dengan terlebih dahulu menguasai trik dan teknik pembuatan animasi dengan berbagai software yang menunjang untuk itu.Teknologi membuat segalanya jadi mudah.Selamat mencoba.

ANIMASI DUA DIMENSI

Sabtu, 26 Oktober 2013

Perkembangan Retorika

SEJARAH PERKEMBANGAN RETORIKA

A.    ZAMAN KLASIK
1.      Zaman Yunani Kuno
Retorika sebagai seni berbicara telah ada jauh sebelum Masehi, tetapi masih sangat sederhana. Bangsa-bangsa seperti Mesir, Cina dan India sudah mengembangan seni berbicara ini. Namun ilmu retorika yang sistematis pertama kali dikembangkan di Yunani dikenal dengan Thchne Rhetorike yang berarti seni berbicara. Unsure-unsur retorika ini sudah berkembang sejak abad ke-7 sampai ke-5 SM, dengan ahli pidatonya yang terkenal yaitu Solon (640-527), Perikles (500-429), Alkibiades, Theramenes dan kritos ketinya pada akhir abad ke-5 SM.
Mula-mula Retorika berkembang di derah koloni Yunani di Sisilia. Dan kemudian baru berkembang di Athena dan diseluruh Yunani. Pada masa-masa ini sekolah retorika mulai dibuka. Bahkan pada masa ini retorika sudah menjadi ilmu Filsafat. Beberapa ahli pidato pada masa ini adalah Gorgias dari Leontinoi (485-380), Protagoras dari Abdera (480-410) dan Thrashymachus (300-200), Sokrates (470-399), Aristoteles (384-322), Demosthenes (384-322).
Sokrates berpendapat dalam Hendrikus (1991:27) retorika merupakan seni membawakan dan menyampaikan pengetahuan yang sudah ada atau yang dimiliki dengan cara meyakinkan. Retorika bukanlah permainan kata-kata kosong tanpa makna. Retorika harus mencarai kebenaran dan mengandung kebenaran.
Ilmu retorika pada masa Yunani berakhir kejayaanya seiring dengan jatuhnya Yunani dibawah kekuasaan bangsa Mekodonia dan Romawi dan retorika hanya dipelajari di sekolah.

2.      Zaman Romawi Kuno
Setelah Yunani dikuasai Romawi terjadilah perbauran kebudayaan antar kedua bangsa. Banyak orang Romawi mempelajari Retorika pada bangsa Yunani. Karena begitu besarnya minat orang mempelajari retorika maka ahli pidato Yunani menjadi berpengaruh. Hali ini mencemaskan golongan konservatif. Maka dibawah pemerintahan konsulat Fannius dan Masella dilakukan pengusiran terhadap ahli filsafat dan retorika yang berkebangsaan Yunani. Namun akhirnya pemerintah Romawi kembali memanggil ahli tersebut ke Roma. Sejak saat itu didirikanlah sekolah-sekolah retorika, dan orang-orang Yunani menjadi gurunya. Sejak saat itu ilmu retorika berkembang pesat di Romawi.
Dengan pesatnya perkembangan ilmu retorika di Romawi tersebut maka lahirlah ahli-ahli retorika berkebangsaan Romawi mereka antara lain: Cato Senior (234-149), Marcul Tulius Cicero (106-44) yang menulis tentang teori pidato, Tiberius, Caius Graechus, M. Antonius, Q. Hortensius Hortulus dan Cato yunior. Dan ada juga Iulius Caisar dengan menulis 12 buku sebagai pengantar ilmu retorika. Ilmu retorika Romawi berakhir kejaannya seiring dengan runtuhnya kekaisaran Romawi.

B.     ZAMAN ABAD PERTENGAHAN
Sejak abad pertama mulailah titik balik ilmu retorika. Ilmu kepandaian berbicara ini digunakan dan dikembangakan oleh tokoh-tokoh agama. Yesus dari Nazared yang hidup sekitar tahun 7 SM sampai 30 M, adalah seorang pewarta yang memiliki dan sugesti yang mempesona. Banyak lagi penyebar agama diantaranya Tertulianus, Lectentius, Vitorinus, Agustianus dan lain-lain.
Pada abad ke 14-16 di Italia dikembangkan Renaisans. Ilmu retorika dikembangkan kembali, kleompok Humanis memberikan seramah-ceramah mengenai zaman Romawi-Yunani Kuno.karya tulis berkembang pesat. Pad zaman ini juga diterbitkan buku-buku Retorika, dialektika seni sastra dan pendidikan. Tokoh zaman ini Poggio Brachiolini, Cico valla seorang prof ilmu retorika di Pavila.

C.    ZAMAN MODERN
Renaisans merupakan awal dari lahirnya retorika modern, karena Renaisans itu merupakan suatu pertemuan suatu pertemuan orang eropa dengan orang islam, yang menyimpan dan mengembangkan khazanah Yunani dalam perang salib menimbulkan renaisans. Renaissance itulah yang mengantar kita kepada retorika modern. Seorang pemikir renaisans adalah Peter Ramus yang menarik kembali minat kepada retorika. Yang membangun jembatan dan menghubungkan renaisans dengan retorika modern adalah Roger Vacon. Sumbangannya terhadap retorika adalah menggunakan rasio dan imaji untuk menggerakkan kemauan secara lebih baik.

ada tiga aliran dalam retorika modern:
a.       Aliran Epitemologi membahas teori pengetahuan.
Tokohnya:
•         George Cambell: retorika haruslah diarahkan kepada upaya “mencerahkan pemahaman, menyenangkan imajinasi, menggerakkan perasaan, dan mempengaruhi kemauan.
•         Richard Whately: retorika harus mengajarkan bagaimana mencari argument yang tepat dan mengorganisasikannya dengan baik.
b.      Gerakan Belles Letter mengutamakan keindahan berbahasa.
Tokohya:
•         Hugh Blair: menjelaskan hubungan antara retorika sastra dan kritik, dan ia juga memperkenalkan fakultas citarasa.
c.       Gerakan elokusionis menekankan teknik penyampaian pidato
Tokohnya:
•         Gilbert Austin: dia memberikan petunjuk penyampaian pidato.
Gerakan ini dikritik karna perhatian dan tidak lagi ilmu berdasarkan semata-mata “utak-atik-otak”
Negara-negara yang berjasa mengembangkan retorioka modern adalah Prancis, Inggris, Amerika Serikat dan Jerman Barat.
1.      Prancis
Tokoh-tokohnya adalah Mirabeus (17449-1791), Charles De Gaulle (1890-1870), Napoleon Bonaparte (1769-1821), dan Thalma (1763-1829)
2.      Inggris
•         Masa kejayaan Ratu Elizabet
•         Selama Revolusi Puratanis
•         Masa kejayaan antara abad ke-17 dan ke-19
•         Masa kejayaan Victoria
•         Abad XX, Masa ini disebut “zaman perak” seni berpidati Inggris. Dua tokoh utamanya: David Lloyd George (1863-1945), Winston Spencer Churchil.
3.      Amerika Serikat
•         Pada masa awal tkoh Patrick Henry(1736-1799)
•         Selam perang saudara(1861-1865)
•         Abad XIX-XX, tokoh Theodore Roosevelt(1858-1919), Franklin Delano Roosevelt, John Fitzgerald Kennedy.
4.      Jerman
Retorika berkembang setelah munculnya Martin Luther dan dikembangkan di gereja. Retor yang terkenal dari Jerman adalah Adolf hitler dia juga seorang Nazi dan juga menulis buku tentang pidato. Tokoh lainnya yaitu Joseph Goebbels, dia adalah seorang perdana menteri Hitler.


Selasa, 24 September 2013

Biar Waktu Yang Menjawab



Biar Waktu Yang Menjawab

detak jam terdengar begitu kerasnya
gelisah hati yang sudah mau mati
terik mentari pagi ini bagai api yang takkan bisa ku padamkan

lelah,
langkah yang gemulai telah berubah jadi lunglai
sedih
jiwa yang kosong semakin menghilang
pedih
aku tak mampu hidup seperti ini
bagai anak ayam yang sedang diintai raja elang
berlari
aku sudah tak sanggup lagi
aku tak mau menghidari semua ini
bairkan ku lawan
walaupun nantinya akan kalah
dan mungkin akan mati

hidupku sudah hitam
biarkanlah tetap seperti ini
sampai nanti sampai aku mati
dan bereakhir disini
seperti ini.......

Minggu, 26 Mei 2013

Cinta Seperti Cerita Dongeng



Orang-orang sering kali membicarakan keinginan mereka untuk jatuh cinta seperti di kisah dongeng dan dalam hati saya  tertawa. Waktu saya masih kecil dan membaca dongeng atau menonton film-film tentang putri yang cantik, saya membayangkan jatuh cinta seperti itu. Keluargaku meyakinkanku bahwa hal itu tak pernah terjadi dalam kehidupan sesungguhnya. Orang tuaku tidak ingin harapanku terlalu tinggi terhadap sesuatu yang mereka percaya bakal tak terjadi. Satu hal yang telah aku pelajari sepanjang waktu adalah bahwa orang tua tidak selalu benar. “mungkin saja”
           Waktu  duduk di bangku Sma , saya pergi bermain bola volley di pinggir pantai bersama teman, pada liburan sekolah. Di pantai saya bertemu seorang cewek bernama Devy.kita selalu bersama-sama mengelilingi pinggir pantai semenjak pertemuan itu. Ketika tiba waktunya pulang, hatiku benar- benar hancur. Saya tahu kita bisa memiliki sesuatu yang istimewa jika diberi kesempatan; ada perasaan khusus di antara kita. Namun rumah Devy dan rumahku jaraknya lumayan jauh, dan kami terlalu muda untuk bisa mengendarai larut malam.
          kita bertukar nomor handphone, dan berjanji untuk terus berhubungan meskipun rasanya tidak mungkin kami akan pernah bertemu lagi.
Keluarga dan teman-temanku menyebutku tidak dewasa karena mengatakan saya kangen pada Devy. Pada saat saya menerima sms darinya, mereka tertawa dan berkata padaku itu tak ada gunanya. Tak seorangpun mengerti bagaimana perasaanku. saya tahu saya masih sangat belia, tapi saya tidak percaya ada batas umur untuk jatuh cinta. Suatu perasaan mengisi hatiku setiap kali memikirkan Devy. Orang tuaku mengatakan ini bodoh, perasaan yang berlebihan yang nanti dengan sendirinya akan hilang, namun mereka keliru.
saya tidak percaya kata "tidak mungkin". Apapun bisa terjadi bila kau benar-benar menginginkannya. Selama berapa lama, saya dan Devy saling kontak-kontakan. Kami saling menelepon. Bersamaan dengan semakin bertambahnya usia kami, saya kadang-kadang berpikir  takkan bertemu dengannya lagi. Sms darinya pun semakin jarang, dan kini teleponnya hanya datang beberapa kali dalam sebulan. saya tidak pernah memberi tahu Devy bagaimana perasaanku kepadanya, karena semua orang selalu mencoba menyalahkan perasaanku dengan mengatakan itu sama sekali takkan ada hasilnya.
        Sekarang saya sudah duduk di bangku kuliah. Sudah empat tahun berlalu sejak aku pertama kali bertemu dengan Devy. Kita sudah saling mengetahui segala sesuatu tentang yang lain, dan, walaupun sudah bertahun-tahun tidak bertemu, perasaanku masih tetap sama. Satu-satunya perbedaan adalah saya kini sudah lebih dewasa dan lebih matang, dan aku bisa bertindak menuruti perasaanku.
Aku menerima sms dari Devy beberapa minggu lalu. Pada lembaran terakhir ia menulis,

In, kita sudah saling mengenal untuk waktu yang lama sekali. saya tahu sudah bertahun-tahun saya tidak bertemu denganmu, dan mungkin ini kedengarannya tidak masuk akal, tetapi saya jatuh cinta kepadamu. Sejak kita bertemu tak satu haripun saya tidak memikirkan dirimu. Kau mengenalku lebih baik daripada aku mengenal diriku sendiri, dan saya harus bertemu denganmu lagi. Aku bisa membayangkan menghabiskan sisa hidupku bersamamu suatu hari nanti. Kedengarannya mungkin sinting, tetapi kaulah satu-satunya pria yang bisa kubayangkan akan kuajak untuk membangun keluarga nantinya. saya ingin kau datang ke pesta ulang tahunku, dan aku ingin kau menginap dirumahku selama akhir pekan supaya kau bisa selalu bersama. Ini adalah hari terpenting dalam kehidupan remajaku, dan aku ingin kau melewatkannya bersamaku.

Ini adalah kata-kata paling tulus yang pernah dikatakan seseorang kepadaku. Begitu banyak perasaan melintas dalam benakku. Bahkan ketika saya masih bocah kecil pun, saya sudah tahu perasaan bahwa saya dan Devy akan saling memiliki, akan tetap hidup dalam hatiku hari ini. Mungkin suatu hari nanti saya dan Devy akan menikah. Atau mungkin kita hanya akan terus manjadi teman maya sampai kita tua nanti. Atau mungkin kita tidak akan berhubungan lagi dan hanya tinggal dalam kenangan. Yang saya tahu hanyalah bahwa diriku telah diberi kehormatan untuk merasakan cinta seperti di cerita dongeng, dan saya tidak akan pernah berhenti percaya pada takdir.

Kamis, 23 Mei 2013

Lukisan yang rusak

          Suatu hari ada seorang pelukis terkenal sedang menyelesaikan lukisannya dan lukisan ini adalah lukisan yang sangat bagus. dan lukisan ini dipakai pada saat pernikahan putri diana. Sang pelukis ketika menyelesaikan lukisannya sangat senang dan memandangi lukisan yang berukuran 2×8 m dan sambil memandanginya pelukis tersebut berjalan mundur. dan ketika berjalan mundur pelukis tersebut tidak melihat ke belakang. dia terus berjalan mundur dan dibelakang adalah ujung dari gedung tersebut yang tinggi sekali dan tinggal satu langkah lagi dia mengakhiri hidupnya.
Salah seorang melihat pelukis tersebut dan hendak berteriak untuk memperingatkan pelukis tersebut tapi tidak jadi karena dia berpikir sekali dia berteriak pelukis tersebut malah bisa jatuh. Kemudian orang yang melihat pelukis tersebut mengambil kuas dan cat yang ada didepan lukisan tersebut lalu mencoret-coret lukisan tersebut sampai rusak.

       Pelukis tersebut sangatlah marah dan maju hendak memukul orang tersebut. tetapi beberapa orang yang ada disitu menghadang dan memperlihatkan posisi pelukis tadi yang nyaris jatuh.
Kadang-kadang kita telah melukiskan masa depan kita dengan sangat bagus dan memimpikan suatu hari yang indah bersama dengan pasangan yang kita idamkan. tetapi lukisan itu kelihatannya dirusak oleh Tuhan, karena Tuhan melihat bahaya yang ada pada kita kalau kita melangkah. Kadang-kadang kita marah dan jengkel terhadap Tuhan atau juga terhadap pemimpin kita. tapi perlu kita ketahui Tuhan selalu menyediakan yang terbaik.

TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.


Organisasi dan komunikasi

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya.
Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.

Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.



Griffin (2003) dalam A First Look at Communication Theory, membahas komunikasi organisasi mengikuti teori management klasik, yang menempatkan suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi. Adapun prinsip-prinsip dari teori management klasikal adalah sebagai berikut:
kesatuan komando- suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan
rantai skalar- garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip kesatuan komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk pengambilan keputusan dan komunikasi.
divisi pekerjaan- manegement perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara efisien.
tanggung jawab dan otoritas- perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk memberi order dan ke ketaatan seksama; suatu ketepatan keseimbangan antara tanggung jawab dan otoritas harus dicapai.
disiplin- ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa hormat yang keluar seturut kebiasaan dan aturan disetujui.
mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum- melalui contoh peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus.


Selanjutnya, Griffin menyadur tiga pendekatan untuk membahas komunikasi organisasi. Ketiga pendekatan itu adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan sistem. Karl Weick (pelopor pendekatan sistem informasi) menganggap struktur hirarkhi, garis rantai komando komunikasi, prosedur operasi standar merupakan mungsuh dari inovasi. Ia melihat organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi kepada suatu perubahan lingkungan dalam orde untuk mempertahankan hidup. Pengorganisasian merupakan proses memahami informasi yang samar-samar melalui pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan informasi. Weick meyakini organisasi akan bertahan dan tumbuh subur hanya ketika anggota-anggotanya mengikutsertakan banyak kebebasan (free-flowing) dan komunikasi interaktif. Untuk itu, ketika dihadapkan pada situasi yang mengacaukan, manajer harus bertumpu pada komunikasi dari pada aturan-aturan.

Teori Weick tentang pengorganisasian mempunyai arti penting dalam bidang komunikasi karena ia menggunakan komunikasi sebagai basis pengorganisasian manusia dan memberikan dasar logika untuk memahami bagaimana orang berorganisasi. Menurutnya, kegiatan-kegiatan pengorganisasian memenuhi fungsi pengurangan ketidakpastian dari informasi yang diterima dari lingkungan atau wilayah sekeliling. Ia menggunakan istilah ketidakjelasan untuk mengatakan ketidakpastian, atau keruwetan, kerancuan, dan kurangnya predictability. Semua informasi dari lingkungan sedikit banyak sifatnya tidak jelas, dan aktivitas-aktivitas pengorganisasian dirancang untuk mengurangi ketidakpastian atau ketidakjelasan.

Weick memandang pengorganisasian sebagai proses evolusioner yang bersandar pada sebuah rangkaian tiga proses:

penentuan (enachment)à seleksi (selection)à penyimpanan (retention)
Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi yang tidak jelas dari luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa ada ketidakjelasan. Seleksi, proses ini memungkinkan kelompok untuk menerima aspek-aspek tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini mempersempit bidang, dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi oleh organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan dari informasi awal. Penyimpanan yaitu proses menyimpan aspek-aspek tertentu yang akan digunakan pada masa mendatang. Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya organisasinya.

Setelah dilakukan penyimpanan, para anggota organisasi menghadapi sebuah masalah pemilihan. Yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan kebijakan organisasi. Misal, ”haruskah kami mengambil tindakan berbeda dari apa yang telah kami lakukan sebelumnya?”

Sedemikian jauh, rangkuman ini mungkin membuat anda mempercayai bahwa organisasi bergerak dari proses pengorganisasian ke proses lain dengan cara yang sudah tertentu: penentuan; seleksi; penyimpanan; dan pemilihan. Bukan begitu halnya. Sub-subkelompok individual dalam organisasi terus menerus melakukan kegiatan di dalam proses-proses ini untuk menemukan aspek-aspek lainnya dari lingkungan. Meskipun segmen-segmen tertentu dari organisasi mungkin mengkhususkan pada satu atau lebih dari proses-proses organisasi, hampir semua orang terlibat dalam setiap bagian setiap saat. Pendek kata di dalam organisasi terdapat siklus perilaku.

Siklus perilaku adalah kumpulan-kumpulan perilaku yang saling bersambungan yang memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang pengertian-pengertian apa yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku, tindakan-tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan berkumpul yang memandu pilihan-pilihan rutinitas yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan (penentuan, seleksi, atau penyimpanan).

Demikianlah pembahasan tentang konsep-konsep dasar dari teori Weick, yaitu: lingkungan; ketidakjelasan; penentuan; seleksi; penyimpanan; masalah pemilihan; siklus perilaku; dan aturan-aturan berkumpul, yang semuanya memberi kontribusi pada pengurangan ketidakjelasan.


2. Pendekatan budaya. Asumsi interaksi simbolik mengatakan bahwa manusia bertindak tentang sesuatu berdasarkan pada pemaknaan yang mereka miliki tentang sesuatu itu. Mendapat dorongan besar dari antropolog Clifford Geertz, ahli teori dan ethnografi, peneliti budaya yang melihat makna bersama yang unik adalah ditentukan organisasi. Organisasi dipandang sebagai budaya. Suatu organisasi merupakan sebuah cara hidup (way of live) bagi para anggotanya, membentuk sebuah realita bersama yang membedakannya dari budaya-budaya lainnya.

Pacanowsky dan para teoris interpretatif lainnya menganggap bahwa budaya bukan sesuatu yang dipunyai oleh sebuah organisasi, tetapi budaya adalah sesuatu suatu organisasi. budaya organisasi dihasilkan melalui interaksi dari anggota-anggotanya. Tindakan-tindakan yang berorientasi tugas tidak hanya mencapai sasaran-sasaran jangka pendek tetapi juga menciptakan atau memperkuat cara-cara yang lain selain perilaku tugas ”resmi” dari para karyawan, karena aktivitas-aktivitas sehari-hari yang paling membumi juga memberi kontribusi bagi budaya tersebut.

Pendekatan ini mengkaji cara individu-individu menggunakan cerita-cerita, ritual, simbol-simbol, dan tipe-tipe aktivitas lainnya untuk memproduksi dan mereproduksi seperangkat pemahaman.


3. Pendekatan kritik. Stan Deetz, salah seorang penganut pendekatan ini, menganggap bahwa kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek lainnya dalam masyarakat, dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan yang dibuat atas kepentingan pengaturan organisasi-organisasi perusahaan, atau manajerialisme.

Bahasa adalah medium utama dimana realitas sosial diproduksi dan direproduksi.

Manajer dapat menciptakan kesehatan organisasi dan nilai-nilai demokrasi dengan mengkoordinasikan partisipasi stakeholder dalam keputusan-keputusan korporat.



Daftar Pustaka

Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory, McGrraw-Hill Companies
Sendjaja, 1994, Teori-Teori Komunikasi, Universitas Terbuka

SIMPULAN
Þ    Kom. Org terjadi dalam suatu system terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal & eksternal.
Þ    Kom. Org meliputi pesan & arus, tujuan dan media.
Þ    Kom. Org meliputi orang & sikapnya, perasaaan, hubungan dan keterampilannya.



Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hierarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat.

Di dalam kelompok/organisasi terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications h atau komunikasi timbal balik, untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses dari suatu keinginan masing-masing individu untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. Kehidupan organisasi tidak mungkin dipisahkan dari komunikasi efektif. Komunikasi efektif tergantung pada kemampuannya menjawab dan mengantisipasi perubahan lingkungan luar organisasi sesuai dengan perkembangan internal organisasi itu sendiri. Di samping itu dalam komunikasi didasari beberapa perspektif dalam pengembangannya sehingga berperanan penting dalam organisasi.

Perspektif dan Peranan Komunikasi Dalam Organisasi serta Teori-teori Organisasi

A. Perspektif yang Mendasari Komunikasi Organisasi

Sejumlah teori komunikasi menggunakan metode dan logika penjelasan yang terdiri dari empat perspektif yang mendasari pengembangan teori dalam ilmu komunikasi. Keempat perspektif itu adalah:

1. Covering Law Theories

Pespektif ini berangkat dari prinsip sebab-akibat atau hubungan kausal. Rumusan umum dari prinsip ini antara lain dicerminkan dalam pernyataan hipotesis. Menurut Dray penjelasan Covering Law Theories didasarkan pada dua asas:
a. Teori berisikan penjelasan yang berdasarkan pada keberlakuan umum/hukum umum.
b. Penjelasan teori berdasarkan analisis keberaturan. Dalam Covering Law Theories terdapat tiga macam penjelasan:
Deductive-Nomological (D-N), penjelasan terbagi atas dua bagian, yaitu objek penjelasan (apa yang dijelaskan) dan subjek penjelasan (apa yang menjelaskan).
Contoh semua X . . adalah Y. X dan Y bersifat universal.
Deductive-Statistical (D-S), berdasarkan prinsip probabililstik dalam ststistik. Formulanya dapat dirumuskan sebagai berikut: P (X,Y)=R, menyatakan R menunjukan bahwa proporsi X bersama Y bisa sama dengan R.
Inductive-Statistical (I-S), prisipnya sama dengan D-S, bedanya subjek penjelasan dijadikan pendukung induktif untuk menerangkan objek penjelasan. Contoh; P (T,R) = 0,90. Prinsip Covering Laws ini pada dasarnya memiliki keterbatasan: a. Keberlakuan prinsip universalitas bersifat relatif.
b. Formula statistik Covering Law Theories sulit diterapkan dalam mengamatia tingkah laku manusia. Karena pada dasarnya tingkah laku manusia suka berubah dan sulit diterka.
c. Manusia dalam kehidupannya juga terikat pada ikatan budaya tertentu. d. Kehidupan manusia penuh keragaman dan kompleks.
e. Terlalu berdasar pada hitungan statistik yang belum tentu sesuai dengan realitas.

2. Rule Theories

Pemikiran perspektif ini berdasarkan pada prinsip praktis bahwa manusia aktif memilih dan mengubah aturan-aturan yang menyangkut kehidupannya. Agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik individu-individu yang berinteraksi harus menggunakan aturan-aturan dalam menggunakan lambang-lambang. Bukan hanya aturan mengenai lambang itu sendiri, tetapi juga harus ada aturan atau kesepakatan dalam hal giliran berbicara, bagaimana bersikap sopan santun atau sebaliknya, bagaimana harus menyapa, dan sebagainya, agar tidak terjadi konflik atau kekacauan.

Perspektif ini memiliki dua ciri utama:
a. Aturan pada dasarnya merefleksikan fungsi-fungsi perilaku dan kognitif yang kompleks dari kehidupan manusia.
b. Aturan menunjukan sifat-sifat dari keberaturan yang berbeda dari keberaturan sebab akibat. Para ahli penganut aliran evolusi mengemukakan bahwa dalam mengamati tingkah laku manusia, perspektif ini menunjuk tujuh kelompok di mana masing-masing mempunyai penekanan yang berbeda dalam pengamatannya.

Memfokuskan perhatiannya pada pengamatan tingkah laku sebagai aturan. mengamati tingkah laku yang menjadi kebiasaan. menitikberatkan perhatiannya pada aturan-aturan yang menentukan tingkah laku. mengamati aturan-aturan yang menyesuaikan diri dengan tingkah laku. memfokuskan pengamatannya pada aturan-aturan yang mengikuti tingkahlaku. mengikuti aturan-aturan yang menerapkan tingkah laku memfokuskan perhatiannya pada tingkah laku yang merefleksikan aturan.

Dalam konteks komunikasi antarpribadi, pemikiran perspektif ini menekankan bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil atau refleksi dari penerapan aturan yang disepakati bersama. Dalam hal ini ada empat proposisi yang diajukan:
a. Tindakan-tindakan yang bersifat gabungan, kombinasi dan asosiasi merupakan ciri-ciri perilaku manusia.
b. Tindakan-tindakan di atas disampaikan melalui pertukaran informasi simbolis.
c. Penyampaian informasi simbolis menuntut adanya interaksi antarsumber, pesan, dan penerima yang sesuai dengan aturan komunikasi yang disepakati.
d. Aturan-aturan komunikasi ini mencakup pola-pola umum dan khusus.

3. System Theories

Secara umum sistem mempunyai empat ciri:
a. Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari elemen- elemen yang masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri.
b. Sistem berada secara tetap dalam lingkungan yang berubah.
c. Sistem hadir sebagai reaksi atas lingkungan.
d. Sistem merupakan koordinasi dari hirarki.
Ada banyak jenis sistem, tetapi yang sering terkait dengan teori komunikasi adalah sistem terbuka dan structural-functional. Sistem terbuka (open sistem) ditandai dengan: Unsur-unsur yang ada dalam sistem Fungsi dari masing-masing sistem Hubungan antara unsur dalam sistem Lingkungan sosial budaya di mana sistem berada. Komunikasi organisasi banyak dipengaruhi oleh logika berpikir sistem, di mana komunikasi organisasi berhubungan dengan komunikasi interpersonal dalam oranisasi yang di dalamnya terdapat hierarki.

4. Symbolic Interactionisme

Perspektif ini berkembang dari sosiologi. Menurut Jarome Manis dan Bernard Meletzer terdapat tujuh proposisi umum yang mendasarinya:
a. Tingkah laku manusia dan interaksi antarmanusia dilakukan melalui perantaraan lambang-lambang yang mengandung arti.
b. Orang menjadi menusiawi setelah berinteraksi dengan orang-orang lain.
c. Masyarakat merupakan himpunan dari orang-orang yang berinteraksi.
d. Manusia secara sukarela aktif membentuk tingkah lakunya sendiri.
e. Kesadaran dan proses berpikir seseorang melibatkan proses interaksi dalam dirinya.
f. Bahwa manusia membangun tingkah lakunya dalam melakukan tindakan-tindakannya. g. Untuk memahami tingkah laku manusia diperlukan penelaahan tentang tingkah laku perbuatan tersembunyi (Sendjaja, 2005).

C. Teori-teori Organisasi
1. Teori organisasi klasik

Konsep tentang organisasi telah berkembang mulai 1880-an dan dikenal sebagai teori klasik (classical theory). Dampak teori ini terhadap organisasi masih sangat besar. Sebagai contoh organissi yg didasarkan birokrasi dan banyak bagian dari teori klasik Menurut teori organisasi klasik, rasionalitas, efisiensi, dan keuntungan ekonomis merupakan tujuan organisasi. Teori ini juga menyatakan bahwa manusia diasumsikan bertindak rasional sehingga secara rasional dengan menaikkan upah, produktivitas akan meningkat.

Max Weber dengan konsep birokrasi idealnya menekankan pada konsep otoritas dan kekuasaan yang sah untuk melakukan kontrol kepada pihak lain yang berada di bawahnya sehingga organisasi akan terhindar dari penyalahgunaan kekuasaan dan ketidakefisienan. Frederick Taylor mengajukan konsep "manajemen ilmiah" yang inti gagasannya adalah "bagaimana cara terbaik untuk melakukan pekerjaan". Untuk ini Taylor membuat standardisasi mulai dari seleksi (rekruitmen) dan penempatan yang menurutnya merupakan sistem hubungan kerja antara manusia dengan mesin sehingga pekerjaan dapat dianalisis secara ilmiah.

Henry Fayol mengembangkan teori yang memusatkan perhatiannya pada pemecahan masalah-masalah fungsional kegiatan administrasi. Fayol mengajukan konsep planning, organizing, command, coordination, dan control yang menjadi landasan bagi fungsi dasar manajemen. Fayol juga mengemukakan empat belas prinsip yang sangat fleksibel yang digunakan sebagai dasar bagi manajer dalam mengelola organisasi. Keempat belas prinsip itu adalah pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan arah, mengutamakan kepentingan umum, pemberian upah, sentralisasi, rantai perintah, ketertiban, keadilan, kestabilan masa kerja, inisiatif, dan semangat korps. Gagasan Fayol sendiri didukung oleh koleganya di AS yaitu Gulick, Urwick, Mooney dan Reiley.

Menurut James D. Mooney terdapat empat prinsip dasar untuk merancang organisasi, yaitu :
a. Koordinasi, yang meliputi wewenang, saling melayani, serta perumusan tujuan dan disiplin
b. Prinsip skalar, meliputi prinsip, prospek, dan pengaruh sendiri, tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional
c. Prinsip fungsional, yaitu funsionalisme tugas yang berbeda
d. Prinsip staf, yaitu kejelasan perbedaan antara staf dan lini Meskipun mendapat banyak kritik yang menganggap bahwa teori-teori klasik itu telah mengabaikan faktor humanistik, deterministik, dan tertutup, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa teori klasik merupakan peletak dasar dari teori-teori organisasi modern.

2. Teori tradisional (teori peralihan)

Teori tradisional muncul sebagai reaksi atas konsep-konsep yang dikemukakan oleh para ahli teori klasik meskipun tidak sepenuhnya mengabaikan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh teori klasik. Pendekatan yang dilakukan oleh ahli teori ini adalah pendekatan perilaku atau bahavioral approach (human relation approach). Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen yang dikenal dengan Hawthorne Experiment yang secara garis besar dibagi dalam 4 tahap.
a. Mengkaji efek lingkungan dari produktivitas pekerja
b. Melakukan konsultasi dengan pekerja yang ikut eksperimen
c. Melakukan wawancara dengan pekerja (yang tidak ikut eksperimen) melalui pertanyaan terbuka
d. Eksperimen yang dikenal dengan bank - wiring - room experiment.

Hasil eksperimen tersebut adalah :
a. Sistem sosial para pekerja ikut berperan dalam organisasi formal
b. Imbalan nonfinansial dan sanksi berperan dalam mengarahkan perilaku pegawai
c. Kelompok ikut berperan dalam menentukan kinerja dan sikap anggota kelompok
d. Munculnya pola kepemimpinan informal
e. Komunikasi yang makin intensif
f. Kepuasan dan kenyamanan bekerja meningkat
g. Pihak manajemen dituntut untuk lebih memahami situasi sosial.

Experiment Hawthorne menjadi pemicu munculnya beberapa pemikiran baru (yang masih dalam kerangka humanistik). Termasuk munculnya teori sistem yang melihat organisasi sebagai suatu sistem yang memiliki
a. Subsistem teknis
b. Subsistem sosial
c. Subsistem kekuasaan.
Kemudian juga muncul teori kontingensi yang dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang telah dikembangkan oleh pendekatan sistem. Teori kontingensi ini pada prinsipnya melihat bahwa organisasi harus berlandaskan pada sistem yang terbuka (open system concept)

3. Teori mutakhir
Teori mutakhir atau modern merupakan pengembangan aliran hubungan manusiawi sekaligus sebagai pandangan baru tentang perilaku manusia dan sistem sosial. Dalam teori ini konsep manusia yang mewujudkan diri (motivasi manusia) sangat penting bagi manajemen organisasi.

Terdapat empat prinsip dasar perilaku organisasi, yaitu :

a. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan, prosedur, dan prinsip)
b. Manajemen harus sistematis dan pendekatan yang digunakan dengan pertimbangan secara hati-hati
c. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual dalam pengawasan harus sesuai dengansituasi
d. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat perlu. Berdasarkan berbagai teori yang dikemukakan, baik teori klasik, teori tradisional, maupun teori mutakhir mengindikasikan bahwa kinerja lembaga atau organisasi sangat ditentukan oleh sistem komunikasi yang diterapkan, baik menyangkut praktik komunikasi, pola pendekatan, media komunikasi, maupun ketersediaan sarana umpan balik. Variabel-variabel tersebut akan menentukan produktivitas kinerja lembaga. Demikian pula dalam praktiknya, kegiatan komunikasi hendaknya memperhatikan beragam bentuk komunikasi, seperti komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horizontal, komunikasi lintas saluran dan komunikasi informal. Semakin kreatif dan variatif organisasi itu menggunakan bentuk komunikasi, maka akan semakin tinggi tingkat produktivitas kinerja lembaga tersebut.

 DAFTAR PUSTAKA
 Sendjaja, Sasa Juarsa. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2005
 Mulyana, A. 2008. Komunikasi Dalam Organisasi (KDO).
 Littlejohn, Stephen , Theories of Human Communication, Wadsworth Publishing Company, 1999