Muhammad Zulkarnain
don't judge me if you dont know who i'm, cause im just being my self today..
Rabu, 17 September 2014
hari rabu, yah hari ini saya banyak mendaptkan hal menarik di mulai dari berangkat kuliah sampai pergi ke salah satu cafe yang ad di makssar. yah , memang menurut saya hari rabu memang hari yang menarik buat saya , karena banyak hal biasanya bisa terjadi mulai dari pagi sampai pagi kembali. alhamdulillah. hehe,,, bicara soal hal manrik, pas di suatu cafe tadi saya bertemu dengan seorang yang mengaku dirinya bekerja sebagi bisnis man, and than kita berbagi cerita tentang bagamana pengalaman hidup kita, sampai dia mencertikan awal kesuksesannya dia. kesimpulan yang bisa dapatkan ketika kerja keras kita selama ini dibangun berlandaskan keikhlasan maka hasilnya juga akan jauh lebih baik, di bandingkan dengan sesuatu yang di kerjakan dengan mengharapkan imbaln yang lebih.. #Tulisannya Acak maklum baru belajar....
Sabtu, 08 Maret 2014
Animasi Dua Dimmensi
Animasi dua dimensi atau animasi dwi-matra dikenal
juga dengan nama flat animation. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam
proses pembuatannya, antara lain dengan sistem:Cell Technique (Film Animasi
Teknik Sel)Teknik cell ini merupakan teknik dasar pembuatan film animasi
klasik. Rangkaian gambar dibuat di atas lembaran transparan yang tembus pandang/sel
(cell). Objek utama yang mengeksploitir gerak dibuat terpisah dengan latar
belakang dan depan yang statis. Dengan demikian, latar belakang (background)
dan latar depan (foreground) dibuat hanya sekali saja. Cara ini dapat
menyiasati pembuatan gambar yang terlalu banyak.Proses pembuatan animasi
seperti ini mendominasi seluruh film animasi klasik yang juga masih dapat kita
nikmati hingga saat sekarang, seperti Scooby Doo, The Flintstone, dan
lain-lain. Perhatikan latar belakang film tersebut dengan teliti. Ketika adegan
kejar-kejaran terjadi, latar film terlihat diulang-ulang dengan gambar yang
sama.Teknik BayanganPada teknik bayangan figur setiap adegan dibuat dengan
mempergunakan lempengan karton atau kulit. Media tersebut digunting sesuai
karakter figurnya. Tokoh yang ditampilkan biasanya tampak samping agar
karakternya terlihat jelas.
Efek siluet yang ditimbulkan dari sorotan lampu di
belakang layar ke objek figur tersebut menjadikan kesan tersendiri saat
ditonton. Jika media tersebut dijauhkan dari layar akan terlihat membesar dan
jika ditempelkan ke layar akan terlihat ukuran media yang sebenarnya. Wayang
(bayang) kulit merupakan salah satu yang termasuk mempergunakan teknik
ini.Teknik Computing 2DAnimasi dua dimensi setelah perkembangan teknologi
komputer di era delapan puluhan juga merasakan imbasnya. Yang sangat signifikan
dirasakan adalah kemudahan dalam proses pembuatan animasi. Untuk penggarapan
animasi sederhana, mulai dari perancangan model hingga pengisian suara/dubbing
dapat dilakukan dengan mempergunakan satu personal komputer. Setiap kesalahan
dapat dikoreksi dengan cepat dan dapat dengan cepat pula diadakan perubahan.
Sementara dengan teknik manual, setiap detail kesalahan terkadang harus diulang
kembali dari awal.Keunggulan lainnya adalah dalam penggandaan objek animasi.
Teknologi komputer memungkinkan penggunanya untuk tidak melakukan kegiatan yang
sama berulang-ulang. Hanya dengan copy dan paste maka gambar yang sama dapat
digandakan dan diolah kembali, diperbesar, diperkecil, ditambah maupun
dikurangi setiap elemennya. Kemudahan dalam segi fasilitas yang ditunjang oleh
teknologi ini memungkinkan setiap kita bisa mempelajarinya untuk membuat sebuah
animasi, baik berupa film maupun animasi sederhana.Teknik Computing 3D Berbeda
dengan teknologi animasi 2D, pada teknik 3D atau tiga dimensi, ilusi yang
disuguhkan terkesan memiliki ruang dan kedalaman. Pada gambar yang hanya
memiliki dimensi (ukuran) panjang dan lebar (2D) kesan kedalaman belumlah
muncul.
Ketika
dimensi ke tiga (kedalaman) berperan, maka ilusi tersebut baru terlihat nyata.
Logika matematis terlihat perannya di sini, ketika mengejawantahkan kesan ruang
suatu benda. TInggal lagi, bagaimana menyulap mata sehingga kesan (yang
sebenarnya 2 dimensi) menjadi tiga dimenPada abad ke-21 ini, di mana teknologi
computer dapat memanipulasi bentuk, maka perkembangan teknik animasi-pun
terkena imbasnya. Gambar yang biasa ditampilkan secara flat, dengan efek tiga
dimensi, sebuah benda yang direkayasa dapat dibidik pandangannya dari segala arah.1.
Animasi untuk Multimedia PembelajaranMultimedia pembelajaran, baik untuk
presentasi maupun pembelajaran mandiri, agar lebih efektif dalam penyampaian
pesan, ada baiknya dirancang animasi yang berhubungan dengan materi yang
disampaikan. Disamping sebagai appersepsi, juga dapat mengajak peserta didik
lebih dapat memahami secara mendalam materi pembelajaran yang sedang
diikutinya. Hal ini dapat terwujud dengan terlebih dahulu menguasai trik dan
teknik pembuatan animasi dengan berbagai software yang menunjang untuk
itu.Teknologi membuat segalanya jadi mudah.Selamat mencoba.
Animasi Dua Dimensi
Animasi dua dimensi atau animasi dwi-matra dikenal juga dengan nama flat animation. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam proses pembuatannya, antara lain dengan sistem:Cell Technique (Film Animasi Teknik Sel)Teknik cell ini merupakan teknik dasar pembuatan film animasi klasik. Rangkaian gambar dibuat di atas lembaran transparan yang tembus pandang/sel (cell). Objek utama yang mengeksploitir gerak dibuat terpisah dengan latar belakang dan depan yang statis. Dengan demikian, latar belakang (background) dan latar depan (foreground) dibuat hanya sekali saja.
Animasi Dua Dimensi
Animasi dua dimensi atau animasi dwi-matra dikenal juga dengan nama flat animation. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam proses pembuatannya, antara lain dengan sistem:Cell Technique (Film Animasi Teknik Sel)Teknik cell ini merupakan teknik dasar pembuatan film animasi klasik. Rangkaian gambar dibuat di atas lembaran transparan yang tembus pandang/sel (cell). Objek utama yang mengeksploitir gerak dibuat terpisah dengan latar belakang dan depan yang statis. Dengan demikian, latar belakang (background) dan latar depan (foreground) dibuat hanya sekali saja.
Cara ini dapat menyiasati pembuatan gambar yang terlalu banyak.Proses
pembuatan animasi seperti ini mendominasi seluruh film animasi klasik yang juga
masih dapat kita nikmati hingga saat sekarang, seperti Scooby Doo, The
Flintstone, dan lain-lain. Perhatikan latar belakang film tersebut dengan
teliti. Ketika adegan kejar-kejaran terjadi, latar film terlihat diulang-ulang
dengan gambar yang sama.Teknik BayanganPada teknik bayangan figur setiap adegan
dibuat dengan mempergunakan lempengan karton atau kulit. Media tersebut
digunting sesuai karakter figurnya. Tokoh yang ditampilkan biasanya tampak
samping agar karakternya terlihat jelas. Efek siluet yang ditimbulkan dari
sorotan lampu di belakang layar ke objek figur tersebut menjadikan kesan
tersendiri saat ditonton. Jika media tersebut dijauhkan dari layar akan
terlihat membesar dan jika ditempelkan ke layar akan terlihat ukuran media yang
sebenarnya.
Wayang (bayang) kulit merupakan
salah satu yang termasuk mempergunakan teknik ini.Teknik Computing 2DAnimasi
dua dimensi setelah perkembangan teknologi komputer di era delapan puluhan juga
merasakan imbasnya. Yang sangat signifikan dirasakan adalah kemudahan dalam
proses pembuatan animasi. Untuk penggarapan animasi sederhana, mulai dari
perancangan model hingga pengisian suara/dubbing dapat dilakukan dengan
mempergunakan satu personal komputer. Setiap kesalahan dapat dikoreksi dengan
cepat dan dapat dengan cepat pula diadakan perubahan. Sementara dengan teknik
manual, setiap detail kesalahan terkadang harus diulang kembali dari
awal.Keunggulan lainnya adalah dalam penggandaan objek animasi. Teknologi
komputer memungkinkan penggunanya untuk tidak melakukan kegiatan yang sama
berulang-ulang. Hanya dengan copy dan paste maka gambar yang sama dapat
digandakan dan diolah kembali, diperbesar, diperkecil, ditambah maupun
dikurangi setiap elemennya. Kemudahan dalam segi fasilitas yang ditunjang oleh
teknologi ini memungkinkan setiap kita bisa mempelajarinya untuk membuat sebuah
animasi, baik berupa film maupun animasi sederhana.Teknik Computing 3D Berbeda
dengan teknologi animasi 2D, pada teknik 3D atau tiga dimensi, ilusi yang
disuguhkan terkesan memiliki ruang dan kedalaman. Pada gambar yang hanya
memiliki dimensi (ukuran) panjang dan lebar (2D) kesan kedalaman belumlah
muncul. Ketika dimensi ke tiga (kedalaman) berperan, maka ilusi tersebut baru
terlihat nyata. Logika matematis terlihat perannya di sini, ketika mengejawantahkan
kesan ruang suatu benda. TInggal lagi, bagaimana menyulap mata sehingga kesan
(yang sebenarnya 2 dimensi) menjadi tiga dimenPada abad ke-21 ini, di mana
teknologi computer dapat memanipulasi bentuk, maka perkembangan teknik
animasi-pun terkena imbasnya. Gambar yang biasa ditampilkan secara flat, dengan
efek tiga dimensi, sebuah benda yang direkayasa dapat dibidik pandangannya dari
segala arah.1. Animasi untuk Multimedia PembelajaranMultimedia pembelajaran,
baik untuk presentasi maupun pembelajaran mandiri, agar lebih efektif dalam
penyampaian pesan, ada baiknya dirancang animasi yang berhubungan dengan materi
yang disampaikan. Disamping sebagai appersepsi, juga dapat mengajak peserta
didik lebih dapat memahami secara mendalam materi pembelajaran yang sedang
diikutinya. Hal ini dapat terwujud dengan terlebih dahulu menguasai trik dan
teknik pembuatan animasi dengan berbagai software yang menunjang untuk
itu.Teknologi membuat segalanya jadi mudah.Selamat mencoba.
Sabtu, 26 Oktober 2013
Perkembangan Retorika
SEJARAH PERKEMBANGAN RETORIKA
A. ZAMAN KLASIK
1. Zaman Yunani Kuno
Retorika sebagai seni berbicara telah ada jauh sebelum Masehi, tetapi masih sangat sederhana. Bangsa-bangsa seperti Mesir, Cina dan India sudah mengembangan seni berbicara ini. Namun ilmu retorika yang sistematis pertama kali dikembangkan di Yunani dikenal dengan Thchne Rhetorike yang berarti seni berbicara. Unsure-unsur retorika ini sudah berkembang sejak abad ke-7 sampai ke-5 SM, dengan ahli pidatonya yang terkenal yaitu Solon (640-527), Perikles (500-429), Alkibiades, Theramenes dan kritos ketinya pada akhir abad ke-5 SM.
Mula-mula Retorika berkembang di derah koloni Yunani di Sisilia. Dan kemudian baru berkembang di Athena dan diseluruh Yunani. Pada masa-masa ini sekolah retorika mulai dibuka. Bahkan pada masa ini retorika sudah menjadi ilmu Filsafat. Beberapa ahli pidato pada masa ini adalah Gorgias dari Leontinoi (485-380), Protagoras dari Abdera (480-410) dan Thrashymachus (300-200), Sokrates (470-399), Aristoteles (384-322), Demosthenes (384-322).
Sokrates berpendapat dalam Hendrikus (1991:27) retorika merupakan seni membawakan dan menyampaikan pengetahuan yang sudah ada atau yang dimiliki dengan cara meyakinkan. Retorika bukanlah permainan kata-kata kosong tanpa makna. Retorika harus mencarai kebenaran dan mengandung kebenaran.
Ilmu retorika pada masa Yunani berakhir kejayaanya seiring dengan jatuhnya Yunani dibawah kekuasaan bangsa Mekodonia dan Romawi dan retorika hanya dipelajari di sekolah.
2. Zaman Romawi Kuno
Setelah Yunani dikuasai Romawi terjadilah perbauran kebudayaan antar kedua bangsa. Banyak orang Romawi mempelajari Retorika pada bangsa Yunani. Karena begitu besarnya minat orang mempelajari retorika maka ahli pidato Yunani menjadi berpengaruh. Hali ini mencemaskan golongan konservatif. Maka dibawah pemerintahan konsulat Fannius dan Masella dilakukan pengusiran terhadap ahli filsafat dan retorika yang berkebangsaan Yunani. Namun akhirnya pemerintah Romawi kembali memanggil ahli tersebut ke Roma. Sejak saat itu didirikanlah sekolah-sekolah retorika, dan orang-orang Yunani menjadi gurunya. Sejak saat itu ilmu retorika berkembang pesat di Romawi.
Dengan pesatnya perkembangan ilmu retorika di Romawi tersebut maka lahirlah ahli-ahli retorika berkebangsaan Romawi mereka antara lain: Cato Senior (234-149), Marcul Tulius Cicero (106-44) yang menulis tentang teori pidato, Tiberius, Caius Graechus, M. Antonius, Q. Hortensius Hortulus dan Cato yunior. Dan ada juga Iulius Caisar dengan menulis 12 buku sebagai pengantar ilmu retorika. Ilmu retorika Romawi berakhir kejaannya seiring dengan runtuhnya kekaisaran Romawi.
B. ZAMAN ABAD PERTENGAHAN
Sejak abad pertama mulailah titik balik ilmu retorika. Ilmu kepandaian berbicara ini digunakan dan dikembangakan oleh tokoh-tokoh agama. Yesus dari Nazared yang hidup sekitar tahun 7 SM sampai 30 M, adalah seorang pewarta yang memiliki dan sugesti yang mempesona. Banyak lagi penyebar agama diantaranya Tertulianus, Lectentius, Vitorinus, Agustianus dan lain-lain.
Pada abad ke 14-16 di Italia dikembangkan Renaisans. Ilmu retorika dikembangkan kembali, kleompok Humanis memberikan seramah-ceramah mengenai zaman Romawi-Yunani Kuno.karya tulis berkembang pesat. Pad zaman ini juga diterbitkan buku-buku Retorika, dialektika seni sastra dan pendidikan. Tokoh zaman ini Poggio Brachiolini, Cico valla seorang prof ilmu retorika di Pavila.
C. ZAMAN MODERN
Renaisans merupakan awal dari lahirnya retorika modern, karena Renaisans itu merupakan suatu pertemuan suatu pertemuan orang eropa dengan orang islam, yang menyimpan dan mengembangkan khazanah Yunani dalam perang salib menimbulkan renaisans. Renaissance itulah yang mengantar kita kepada retorika modern. Seorang pemikir renaisans adalah Peter Ramus yang menarik kembali minat kepada retorika. Yang membangun jembatan dan menghubungkan renaisans dengan retorika modern adalah Roger Vacon. Sumbangannya terhadap retorika adalah menggunakan rasio dan imaji untuk menggerakkan kemauan secara lebih baik.
ada tiga aliran dalam retorika modern:
a. Aliran Epitemologi membahas teori pengetahuan.
Tokohnya:
• George Cambell: retorika haruslah diarahkan kepada upaya “mencerahkan pemahaman, menyenangkan imajinasi, menggerakkan perasaan, dan mempengaruhi kemauan.
• Richard Whately: retorika harus mengajarkan bagaimana mencari argument yang tepat dan mengorganisasikannya dengan baik.
b. Gerakan Belles Letter mengutamakan keindahan berbahasa.
Tokohya:
• Hugh Blair: menjelaskan hubungan antara retorika sastra dan kritik, dan ia juga memperkenalkan fakultas citarasa.
c. Gerakan elokusionis menekankan teknik penyampaian pidato
Tokohnya:
• Gilbert Austin: dia memberikan petunjuk penyampaian pidato.
Gerakan ini dikritik karna perhatian dan tidak lagi ilmu berdasarkan semata-mata “utak-atik-otak”
Negara-negara yang berjasa mengembangkan retorioka modern adalah Prancis, Inggris, Amerika Serikat dan Jerman Barat.
1. Prancis
Tokoh-tokohnya adalah Mirabeus (17449-1791), Charles De Gaulle (1890-1870), Napoleon Bonaparte (1769-1821), dan Thalma (1763-1829)
2. Inggris
• Masa kejayaan Ratu Elizabet
• Selama Revolusi Puratanis
• Masa kejayaan antara abad ke-17 dan ke-19
• Masa kejayaan Victoria
• Abad XX, Masa ini disebut “zaman perak” seni berpidati Inggris. Dua tokoh utamanya: David Lloyd George (1863-1945), Winston Spencer Churchil.
3. Amerika Serikat
• Pada masa awal tkoh Patrick Henry(1736-1799)
• Selam perang saudara(1861-1865)
• Abad XIX-XX, tokoh Theodore Roosevelt(1858-1919), Franklin Delano Roosevelt, John Fitzgerald Kennedy.
4. Jerman
Retorika berkembang setelah munculnya Martin Luther dan dikembangkan di gereja. Retor yang terkenal dari Jerman adalah Adolf hitler dia juga seorang Nazi dan juga menulis buku tentang pidato. Tokoh lainnya yaitu Joseph Goebbels, dia adalah seorang perdana menteri Hitler.
A. ZAMAN KLASIK
1. Zaman Yunani Kuno
Retorika sebagai seni berbicara telah ada jauh sebelum Masehi, tetapi masih sangat sederhana. Bangsa-bangsa seperti Mesir, Cina dan India sudah mengembangan seni berbicara ini. Namun ilmu retorika yang sistematis pertama kali dikembangkan di Yunani dikenal dengan Thchne Rhetorike yang berarti seni berbicara. Unsure-unsur retorika ini sudah berkembang sejak abad ke-7 sampai ke-5 SM, dengan ahli pidatonya yang terkenal yaitu Solon (640-527), Perikles (500-429), Alkibiades, Theramenes dan kritos ketinya pada akhir abad ke-5 SM.
Mula-mula Retorika berkembang di derah koloni Yunani di Sisilia. Dan kemudian baru berkembang di Athena dan diseluruh Yunani. Pada masa-masa ini sekolah retorika mulai dibuka. Bahkan pada masa ini retorika sudah menjadi ilmu Filsafat. Beberapa ahli pidato pada masa ini adalah Gorgias dari Leontinoi (485-380), Protagoras dari Abdera (480-410) dan Thrashymachus (300-200), Sokrates (470-399), Aristoteles (384-322), Demosthenes (384-322).
Sokrates berpendapat dalam Hendrikus (1991:27) retorika merupakan seni membawakan dan menyampaikan pengetahuan yang sudah ada atau yang dimiliki dengan cara meyakinkan. Retorika bukanlah permainan kata-kata kosong tanpa makna. Retorika harus mencarai kebenaran dan mengandung kebenaran.
Ilmu retorika pada masa Yunani berakhir kejayaanya seiring dengan jatuhnya Yunani dibawah kekuasaan bangsa Mekodonia dan Romawi dan retorika hanya dipelajari di sekolah.
2. Zaman Romawi Kuno
Setelah Yunani dikuasai Romawi terjadilah perbauran kebudayaan antar kedua bangsa. Banyak orang Romawi mempelajari Retorika pada bangsa Yunani. Karena begitu besarnya minat orang mempelajari retorika maka ahli pidato Yunani menjadi berpengaruh. Hali ini mencemaskan golongan konservatif. Maka dibawah pemerintahan konsulat Fannius dan Masella dilakukan pengusiran terhadap ahli filsafat dan retorika yang berkebangsaan Yunani. Namun akhirnya pemerintah Romawi kembali memanggil ahli tersebut ke Roma. Sejak saat itu didirikanlah sekolah-sekolah retorika, dan orang-orang Yunani menjadi gurunya. Sejak saat itu ilmu retorika berkembang pesat di Romawi.
Dengan pesatnya perkembangan ilmu retorika di Romawi tersebut maka lahirlah ahli-ahli retorika berkebangsaan Romawi mereka antara lain: Cato Senior (234-149), Marcul Tulius Cicero (106-44) yang menulis tentang teori pidato, Tiberius, Caius Graechus, M. Antonius, Q. Hortensius Hortulus dan Cato yunior. Dan ada juga Iulius Caisar dengan menulis 12 buku sebagai pengantar ilmu retorika. Ilmu retorika Romawi berakhir kejaannya seiring dengan runtuhnya kekaisaran Romawi.
B. ZAMAN ABAD PERTENGAHAN
Sejak abad pertama mulailah titik balik ilmu retorika. Ilmu kepandaian berbicara ini digunakan dan dikembangakan oleh tokoh-tokoh agama. Yesus dari Nazared yang hidup sekitar tahun 7 SM sampai 30 M, adalah seorang pewarta yang memiliki dan sugesti yang mempesona. Banyak lagi penyebar agama diantaranya Tertulianus, Lectentius, Vitorinus, Agustianus dan lain-lain.
Pada abad ke 14-16 di Italia dikembangkan Renaisans. Ilmu retorika dikembangkan kembali, kleompok Humanis memberikan seramah-ceramah mengenai zaman Romawi-Yunani Kuno.karya tulis berkembang pesat. Pad zaman ini juga diterbitkan buku-buku Retorika, dialektika seni sastra dan pendidikan. Tokoh zaman ini Poggio Brachiolini, Cico valla seorang prof ilmu retorika di Pavila.
C. ZAMAN MODERN
Renaisans merupakan awal dari lahirnya retorika modern, karena Renaisans itu merupakan suatu pertemuan suatu pertemuan orang eropa dengan orang islam, yang menyimpan dan mengembangkan khazanah Yunani dalam perang salib menimbulkan renaisans. Renaissance itulah yang mengantar kita kepada retorika modern. Seorang pemikir renaisans adalah Peter Ramus yang menarik kembali minat kepada retorika. Yang membangun jembatan dan menghubungkan renaisans dengan retorika modern adalah Roger Vacon. Sumbangannya terhadap retorika adalah menggunakan rasio dan imaji untuk menggerakkan kemauan secara lebih baik.
ada tiga aliran dalam retorika modern:
a. Aliran Epitemologi membahas teori pengetahuan.
Tokohnya:
• George Cambell: retorika haruslah diarahkan kepada upaya “mencerahkan pemahaman, menyenangkan imajinasi, menggerakkan perasaan, dan mempengaruhi kemauan.
• Richard Whately: retorika harus mengajarkan bagaimana mencari argument yang tepat dan mengorganisasikannya dengan baik.
b. Gerakan Belles Letter mengutamakan keindahan berbahasa.
Tokohya:
• Hugh Blair: menjelaskan hubungan antara retorika sastra dan kritik, dan ia juga memperkenalkan fakultas citarasa.
c. Gerakan elokusionis menekankan teknik penyampaian pidato
Tokohnya:
• Gilbert Austin: dia memberikan petunjuk penyampaian pidato.
Gerakan ini dikritik karna perhatian dan tidak lagi ilmu berdasarkan semata-mata “utak-atik-otak”
Negara-negara yang berjasa mengembangkan retorioka modern adalah Prancis, Inggris, Amerika Serikat dan Jerman Barat.
1. Prancis
Tokoh-tokohnya adalah Mirabeus (17449-1791), Charles De Gaulle (1890-1870), Napoleon Bonaparte (1769-1821), dan Thalma (1763-1829)
2. Inggris
• Masa kejayaan Ratu Elizabet
• Selama Revolusi Puratanis
• Masa kejayaan antara abad ke-17 dan ke-19
• Masa kejayaan Victoria
• Abad XX, Masa ini disebut “zaman perak” seni berpidati Inggris. Dua tokoh utamanya: David Lloyd George (1863-1945), Winston Spencer Churchil.
3. Amerika Serikat
• Pada masa awal tkoh Patrick Henry(1736-1799)
• Selam perang saudara(1861-1865)
• Abad XIX-XX, tokoh Theodore Roosevelt(1858-1919), Franklin Delano Roosevelt, John Fitzgerald Kennedy.
4. Jerman
Retorika berkembang setelah munculnya Martin Luther dan dikembangkan di gereja. Retor yang terkenal dari Jerman adalah Adolf hitler dia juga seorang Nazi dan juga menulis buku tentang pidato. Tokoh lainnya yaitu Joseph Goebbels, dia adalah seorang perdana menteri Hitler.
Selasa, 24 September 2013
Biar Waktu Yang Menjawab
Biar
Waktu Yang Menjawab
detak
jam terdengar begitu kerasnya
gelisah
hati yang sudah mau mati
terik
mentari pagi ini bagai api yang takkan bisa ku padamkan
lelah,
langkah
yang gemulai telah berubah jadi lunglai
sedih
jiwa
yang kosong semakin menghilang
pedih
aku
tak mampu hidup seperti ini
bagai
anak ayam yang sedang diintai raja elang
berlari
aku
sudah tak sanggup lagi
aku
tak mau menghidari semua ini
bairkan
ku lawan
walaupun
nantinya akan kalah
dan
mungkin akan mati
hidupku
sudah hitam
biarkanlah
tetap seperti ini
sampai
nanti sampai aku mati
dan
bereakhir disini
seperti
ini.......
Minggu, 26 Mei 2013
Cinta Seperti Cerita Dongeng
Orang-orang sering kali membicarakan keinginan mereka untuk
jatuh cinta seperti di kisah dongeng dan dalam hati saya tertawa. Waktu saya masih kecil dan membaca
dongeng atau menonton film-film tentang putri yang cantik, saya membayangkan
jatuh cinta seperti itu. Keluargaku meyakinkanku bahwa hal itu tak pernah
terjadi dalam kehidupan sesungguhnya. Orang tuaku tidak ingin harapanku terlalu
tinggi terhadap sesuatu yang mereka percaya bakal tak terjadi. Satu hal yang
telah aku pelajari sepanjang waktu adalah bahwa orang tua tidak selalu benar. “mungkin
saja”
Waktu duduk di bangku Sma , saya pergi bermain bola volley
di pinggir pantai bersama teman, pada liburan sekolah. Di pantai saya bertemu
seorang cewek bernama Devy.kita selalu bersama-sama mengelilingi pinggir pantai
semenjak pertemuan itu. Ketika tiba waktunya pulang, hatiku benar- benar hancur.
Saya tahu kita bisa memiliki sesuatu yang istimewa jika diberi kesempatan; ada
perasaan khusus di antara kita. Namun rumah Devy dan rumahku jaraknya lumayan
jauh, dan kami terlalu muda untuk bisa mengendarai larut malam.
kita bertukar nomor handphone, dan
berjanji untuk terus berhubungan meskipun rasanya tidak mungkin kami akan
pernah bertemu lagi.
Keluarga dan teman-temanku
menyebutku tidak dewasa karena mengatakan saya kangen pada Devy. Pada saat saya
menerima sms darinya, mereka tertawa dan berkata padaku itu tak ada gunanya.
Tak seorangpun mengerti bagaimana perasaanku. saya tahu saya masih sangat
belia, tapi saya tidak percaya ada batas umur untuk jatuh cinta. Suatu perasaan
mengisi hatiku setiap kali memikirkan Devy. Orang tuaku mengatakan ini bodoh,
perasaan yang berlebihan yang nanti dengan sendirinya akan hilang, namun mereka
keliru.
saya tidak percaya kata "tidak
mungkin". Apapun bisa terjadi bila kau benar-benar menginginkannya. Selama
berapa lama, saya dan Devy saling kontak-kontakan. Kami saling menelepon.
Bersamaan dengan semakin bertambahnya usia kami, saya kadang-kadang berpikir takkan bertemu dengannya lagi. Sms darinya pun
semakin jarang, dan kini teleponnya hanya datang beberapa kali dalam sebulan.
saya tidak pernah memberi tahu Devy bagaimana perasaanku kepadanya, karena
semua orang selalu mencoba menyalahkan perasaanku dengan mengatakan itu sama
sekali takkan ada hasilnya.
Sekarang saya sudah duduk di bangku
kuliah. Sudah empat tahun berlalu sejak aku pertama kali bertemu dengan Devy. Kita
sudah saling mengetahui segala sesuatu tentang yang lain, dan, walaupun sudah
bertahun-tahun tidak bertemu, perasaanku masih tetap sama. Satu-satunya perbedaan
adalah saya kini sudah lebih dewasa dan lebih matang, dan aku bisa bertindak
menuruti perasaanku.
Aku menerima sms dari Devy beberapa
minggu lalu. Pada lembaran terakhir ia menulis,
In,
kita sudah saling mengenal untuk waktu yang lama sekali. saya tahu sudah
bertahun-tahun saya tidak bertemu denganmu, dan mungkin ini kedengarannya tidak
masuk akal, tetapi saya jatuh cinta kepadamu. Sejak kita bertemu tak satu
haripun saya tidak memikirkan dirimu. Kau mengenalku lebih baik daripada aku mengenal
diriku sendiri, dan saya harus bertemu denganmu lagi. Aku bisa membayangkan
menghabiskan sisa hidupku bersamamu suatu hari nanti. Kedengarannya mungkin
sinting, tetapi kaulah satu-satunya pria yang bisa kubayangkan akan kuajak
untuk membangun keluarga nantinya. saya ingin kau datang ke pesta ulang tahunku,
dan aku ingin kau menginap dirumahku selama akhir pekan supaya kau bisa selalu
bersama. Ini adalah hari terpenting dalam kehidupan remajaku, dan aku ingin kau
melewatkannya bersamaku.
Ini adalah kata-kata paling tulus
yang pernah dikatakan seseorang kepadaku. Begitu banyak perasaan melintas dalam
benakku. Bahkan ketika saya masih bocah kecil pun, saya sudah tahu perasaan
bahwa saya dan Devy akan saling memiliki, akan tetap hidup dalam hatiku hari ini.
Mungkin suatu hari nanti saya dan Devy akan menikah. Atau mungkin kita hanya
akan terus manjadi teman maya sampai kita tua nanti. Atau mungkin kita tidak
akan berhubungan lagi dan hanya tinggal dalam kenangan. Yang saya tahu hanyalah
bahwa diriku telah diberi kehormatan untuk merasakan cinta seperti di cerita
dongeng, dan saya tidak akan pernah berhenti percaya pada takdir.
Kamis, 23 Mei 2013
Lukisan yang rusak
Suatu hari ada seorang
pelukis terkenal sedang menyelesaikan lukisannya dan lukisan ini adalah
lukisan yang sangat bagus. dan lukisan ini dipakai pada saat pernikahan
putri diana.
Sang pelukis ketika menyelesaikan lukisannya sangat senang dan
memandangi lukisan yang berukuran 2×8 m dan sambil memandanginya pelukis
tersebut berjalan mundur. dan ketika berjalan mundur pelukis tersebut
tidak melihat ke belakang. dia terus berjalan mundur dan dibelakang
adalah ujung dari gedung tersebut yang tinggi sekali dan tinggal satu
langkah lagi dia mengakhiri hidupnya.
Salah seorang melihat pelukis tersebut dan hendak berteriak untuk memperingatkan pelukis tersebut tapi tidak jadi karena dia berpikir sekali dia berteriak pelukis tersebut malah bisa jatuh. Kemudian orang yang melihat pelukis tersebut mengambil kuas dan cat yang ada didepan lukisan tersebut lalu mencoret-coret lukisan tersebut sampai rusak.
Pelukis tersebut sangatlah marah dan maju hendak memukul orang tersebut. tetapi beberapa orang yang ada disitu menghadang dan memperlihatkan posisi pelukis tadi yang nyaris jatuh.
Kadang-kadang kita telah melukiskan masa depan kita dengan sangat bagus dan memimpikan suatu hari yang indah bersama dengan pasangan yang kita idamkan. tetapi lukisan itu kelihatannya dirusak oleh Tuhan, karena Tuhan melihat bahaya yang ada pada kita kalau kita melangkah. Kadang-kadang kita marah dan jengkel terhadap Tuhan atau juga terhadap pemimpin kita. tapi perlu kita ketahui Tuhan selalu menyediakan yang terbaik.
Salah seorang melihat pelukis tersebut dan hendak berteriak untuk memperingatkan pelukis tersebut tapi tidak jadi karena dia berpikir sekali dia berteriak pelukis tersebut malah bisa jatuh. Kemudian orang yang melihat pelukis tersebut mengambil kuas dan cat yang ada didepan lukisan tersebut lalu mencoret-coret lukisan tersebut sampai rusak.
Pelukis tersebut sangatlah marah dan maju hendak memukul orang tersebut. tetapi beberapa orang yang ada disitu menghadang dan memperlihatkan posisi pelukis tadi yang nyaris jatuh.
Kadang-kadang kita telah melukiskan masa depan kita dengan sangat bagus dan memimpikan suatu hari yang indah bersama dengan pasangan yang kita idamkan. tetapi lukisan itu kelihatannya dirusak oleh Tuhan, karena Tuhan melihat bahaya yang ada pada kita kalau kita melangkah. Kadang-kadang kita marah dan jengkel terhadap Tuhan atau juga terhadap pemimpin kita. tapi perlu kita ketahui Tuhan selalu menyediakan yang terbaik.
TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi organisasi
adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok
formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi
formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat
resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya
secara individual.
Organisasi dan komunikasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare,
yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya
saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada
juga yang menamakannya sarana.
Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization,
mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan
pembagian tugas.
Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems
Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen
mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur
formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Korelasi antara ilmu
komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada
manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu
komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam
organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai,
bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya.
Jawaban-jawaban bagi
pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya
menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan
jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan
memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam
organisasi adalah sebagai berikut:
Fungsi informatif.
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.
Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat
memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara
lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi
di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk
melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan,
jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
Fungsi regulatif.
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu
mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan
regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan
kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.
Fungsi persuasif.
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak
pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi
perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
Fungsi integratif.
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan
dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi
yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti
penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan
kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar
pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan
darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk
berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
Griffin (2003) dalam A First Look at Communication Theory,
membahas komunikasi organisasi mengikuti teori management klasik, yang
menempatkan suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi. Adapun
prinsip-prinsip dari teori management klasikal adalah sebagai berikut:
kesatuan komando- suatu karyawan hanya menerima pesan dari
satu atasan
rantai skalar- garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang
bergerak dari atas sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan
oleh prinsip kesatuan komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk
pengambilan keputusan dan komunikasi.
divisi pekerjaan- manegement perlu arahan untuk mencapai
suatu derajat tingkat spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran
organisasi dengan suatu cara efisien.
tanggung jawab dan otoritas- perhatian harus dibayarkan
kepada hak untuk memberi order dan ke ketaatan seksama; suatu ketepatan
keseimbangan antara tanggung jawab dan otoritas harus dicapai.
disiplin- ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda
rasa hormat yang keluar seturut kebiasaan dan aturan disetujui.
mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum-
melalui contoh peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus.
Selanjutnya, Griffin menyadur tiga pendekatan untuk membahas
komunikasi organisasi. Ketiga pendekatan itu adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan sistem.
Karl Weick (pelopor pendekatan sistem informasi) menganggap struktur hirarkhi,
garis rantai komando komunikasi, prosedur operasi standar merupakan mungsuh
dari inovasi. Ia melihat organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus
menerus beradaptasi kepada suatu perubahan lingkungan dalam orde untuk
mempertahankan hidup. Pengorganisasian merupakan proses memahami informasi yang
samar-samar melalui pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan informasi. Weick
meyakini organisasi akan bertahan dan tumbuh subur hanya ketika
anggota-anggotanya mengikutsertakan banyak kebebasan (free-flowing) dan
komunikasi interaktif. Untuk itu, ketika dihadapkan pada situasi yang
mengacaukan, manajer harus bertumpu pada komunikasi dari pada aturan-aturan.
Teori Weick tentang pengorganisasian mempunyai arti penting
dalam bidang komunikasi karena ia menggunakan komunikasi sebagai basis
pengorganisasian manusia dan memberikan dasar logika untuk memahami bagaimana
orang berorganisasi. Menurutnya, kegiatan-kegiatan pengorganisasian memenuhi
fungsi pengurangan ketidakpastian dari informasi yang diterima dari lingkungan
atau wilayah sekeliling. Ia menggunakan istilah ketidakjelasan untuk mengatakan
ketidakpastian, atau keruwetan, kerancuan, dan kurangnya predictability. Semua
informasi dari lingkungan sedikit banyak sifatnya tidak jelas, dan
aktivitas-aktivitas pengorganisasian dirancang untuk mengurangi ketidakpastian
atau ketidakjelasan.
Weick memandang pengorganisasian sebagai proses evolusioner
yang bersandar pada sebuah rangkaian tiga proses:
penentuan (enachment)à seleksi (selection)à penyimpanan
(retention)
Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan
informasi yang tidak jelas dari luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan
dan pengakuan bahwa ada ketidakjelasan. Seleksi, proses ini memungkinkan
kelompok untuk menerima aspek-aspek tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya
dari informasi. Ini mempersempit bidang, dengan menghilangkan
alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi oleh organisasi. Proses ini
akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan dari informasi awal. Penyimpanan
yaitu proses menyimpan aspek-aspek tertentu yang akan digunakan pada masa
mendatang. Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan
informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya organisasinya.
Setelah dilakukan penyimpanan, para anggota organisasi
menghadapi sebuah masalah pemilihan. Yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan
berkenaan dengan kebijakan organisasi. Misal, ”haruskah kami mengambil tindakan
berbeda dari apa yang telah kami lakukan sebelumnya?”
Sedemikian jauh, rangkuman ini mungkin membuat anda
mempercayai bahwa organisasi bergerak dari proses pengorganisasian ke proses
lain dengan cara yang sudah tertentu: penentuan; seleksi; penyimpanan; dan
pemilihan. Bukan begitu halnya. Sub-subkelompok individual dalam organisasi
terus menerus melakukan kegiatan di dalam proses-proses ini untuk menemukan
aspek-aspek lainnya dari lingkungan. Meskipun segmen-segmen tertentu dari
organisasi mungkin mengkhususkan pada satu atau lebih dari proses-proses
organisasi, hampir semua orang terlibat dalam setiap bagian setiap saat. Pendek
kata di dalam organisasi terdapat siklus perilaku.
Siklus perilaku adalah kumpulan-kumpulan perilaku yang
saling bersambungan yang memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang
pengertian-pengertian apa yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam
siklus perilaku, tindakan-tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan
berkumpul yang memandu pilihan-pilihan rutinitas yang digunakan untuk
menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan (penentuan, seleksi, atau
penyimpanan).
Demikianlah pembahasan tentang konsep-konsep dasar dari
teori Weick, yaitu: lingkungan; ketidakjelasan; penentuan; seleksi;
penyimpanan; masalah pemilihan; siklus perilaku; dan aturan-aturan berkumpul,
yang semuanya memberi kontribusi pada pengurangan ketidakjelasan.
2. Pendekatan budaya.
Asumsi interaksi simbolik mengatakan bahwa manusia bertindak tentang
sesuatu berdasarkan pada pemaknaan yang mereka miliki tentang sesuatu itu.
Mendapat dorongan besar dari antropolog Clifford Geertz, ahli teori dan
ethnografi, peneliti budaya yang melihat makna bersama yang unik adalah
ditentukan organisasi. Organisasi dipandang sebagai budaya. Suatu organisasi
merupakan sebuah cara hidup (way of live) bagi para anggotanya, membentuk
sebuah realita bersama yang membedakannya dari budaya-budaya lainnya.
Pacanowsky dan para teoris interpretatif lainnya menganggap
bahwa budaya bukan sesuatu yang dipunyai oleh sebuah organisasi, tetapi budaya
adalah sesuatu suatu organisasi. budaya organisasi dihasilkan melalui interaksi
dari anggota-anggotanya. Tindakan-tindakan yang berorientasi tugas tidak hanya
mencapai sasaran-sasaran jangka pendek tetapi juga menciptakan atau memperkuat
cara-cara yang lain selain perilaku tugas ”resmi” dari para karyawan, karena
aktivitas-aktivitas sehari-hari yang paling membumi juga memberi kontribusi
bagi budaya tersebut.
Pendekatan ini mengkaji cara individu-individu menggunakan
cerita-cerita, ritual, simbol-simbol, dan tipe-tipe aktivitas lainnya untuk
memproduksi dan mereproduksi seperangkat pemahaman.
3. Pendekatan kritik.
Stan Deetz, salah seorang penganut pendekatan ini, menganggap bahwa
kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek lainnya
dalam masyarakat, dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan
yang dibuat atas kepentingan pengaturan organisasi-organisasi perusahaan, atau
manajerialisme.
Bahasa adalah medium utama dimana realitas sosial diproduksi
dan direproduksi.
Manajer dapat menciptakan kesehatan organisasi dan
nilai-nilai demokrasi dengan mengkoordinasikan partisipasi stakeholder dalam
keputusan-keputusan korporat.
Daftar Pustaka
Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory,
McGrraw-Hill Companies
Sendjaja, 1994, Teori-Teori Komunikasi, Universitas Terbuka
SIMPULAN
Þ Kom. Org terjadi
dalam suatu system terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya
sendiri baik internal & eksternal.
Þ Kom. Org meliputi
pesan & arus, tujuan dan media.
Þ Kom. Org meliputi
orang & sikapnya, perasaaan, hubungan dan keterampilannya.
Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual
yang melalui suatu hierarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai
tujuan yang ditetapkan. Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi
artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk
saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar
pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam
kelompok dan masyarakat.
Di dalam kelompok/organisasi terdapat bentuk kepemimpinan
yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri
dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada
two-way-communications h atau komunikasi timbal balik, untuk mencapai
cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu
organisasi.
Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses dari suatu
keinginan masing-masing individu untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan
dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. Kehidupan
organisasi tidak mungkin dipisahkan dari komunikasi efektif. Komunikasi efektif
tergantung pada kemampuannya menjawab dan mengantisipasi perubahan lingkungan
luar organisasi sesuai dengan perkembangan internal organisasi itu sendiri. Di
samping itu dalam komunikasi didasari beberapa perspektif dalam pengembangannya
sehingga berperanan penting dalam organisasi.
Perspektif dan Peranan Komunikasi Dalam Organisasi serta
Teori-teori Organisasi
A. Perspektif yang Mendasari Komunikasi Organisasi
Sejumlah teori komunikasi menggunakan metode dan logika
penjelasan yang terdiri dari empat perspektif yang mendasari pengembangan teori
dalam ilmu komunikasi. Keempat perspektif itu adalah:
1. Covering Law Theories
Pespektif ini berangkat dari prinsip sebab-akibat atau
hubungan kausal. Rumusan umum dari prinsip ini antara lain dicerminkan dalam
pernyataan hipotesis. Menurut Dray penjelasan Covering Law Theories didasarkan
pada dua asas:
a. Teori berisikan penjelasan yang berdasarkan pada
keberlakuan umum/hukum umum.
b. Penjelasan teori berdasarkan analisis keberaturan. Dalam
Covering Law Theories terdapat tiga macam penjelasan:
Deductive-Nomological (D-N), penjelasan terbagi atas dua
bagian, yaitu objek penjelasan (apa yang dijelaskan) dan subjek penjelasan (apa
yang menjelaskan).
Contoh semua X . . adalah Y. X dan Y bersifat universal.
Deductive-Statistical (D-S), berdasarkan prinsip
probabililstik dalam ststistik. Formulanya dapat dirumuskan sebagai berikut: P
(X,Y)=R, menyatakan R menunjukan bahwa proporsi X bersama Y bisa sama dengan R.
Inductive-Statistical (I-S), prisipnya sama dengan D-S,
bedanya subjek penjelasan dijadikan pendukung induktif untuk menerangkan objek
penjelasan. Contoh; P (T,R) = 0,90. Prinsip Covering Laws ini pada dasarnya
memiliki keterbatasan: a. Keberlakuan prinsip universalitas bersifat relatif.
b. Formula statistik Covering Law Theories sulit diterapkan
dalam mengamatia tingkah laku manusia. Karena pada dasarnya tingkah laku
manusia suka berubah dan sulit diterka.
c. Manusia dalam kehidupannya juga terikat pada ikatan
budaya tertentu. d. Kehidupan manusia penuh keragaman dan kompleks.
e. Terlalu berdasar pada hitungan statistik yang belum tentu
sesuai dengan realitas.
2. Rule Theories
Pemikiran perspektif ini berdasarkan pada prinsip praktis
bahwa manusia aktif memilih dan mengubah aturan-aturan yang menyangkut
kehidupannya. Agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik individu-individu
yang berinteraksi harus menggunakan aturan-aturan dalam menggunakan
lambang-lambang. Bukan hanya aturan mengenai lambang itu sendiri, tetapi juga
harus ada aturan atau kesepakatan dalam hal giliran berbicara, bagaimana
bersikap sopan santun atau sebaliknya, bagaimana harus menyapa, dan sebagainya,
agar tidak terjadi konflik atau kekacauan.
Perspektif ini memiliki dua ciri utama:
a. Aturan pada dasarnya merefleksikan fungsi-fungsi perilaku
dan kognitif yang kompleks dari kehidupan manusia.
b. Aturan menunjukan sifat-sifat dari keberaturan yang
berbeda dari keberaturan sebab akibat. Para ahli penganut aliran evolusi
mengemukakan bahwa dalam mengamati tingkah laku manusia, perspektif ini
menunjuk tujuh kelompok di mana masing-masing mempunyai penekanan yang berbeda
dalam pengamatannya.
Memfokuskan perhatiannya pada pengamatan tingkah laku sebagai
aturan. mengamati tingkah laku yang menjadi kebiasaan. menitikberatkan
perhatiannya pada aturan-aturan yang menentukan tingkah laku. mengamati
aturan-aturan yang menyesuaikan diri dengan tingkah laku. memfokuskan
pengamatannya pada aturan-aturan yang mengikuti tingkahlaku. mengikuti
aturan-aturan yang menerapkan tingkah laku memfokuskan perhatiannya pada
tingkah laku yang merefleksikan aturan.
Dalam konteks komunikasi antarpribadi, pemikiran perspektif
ini menekankan bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil atau refleksi dari
penerapan aturan yang disepakati bersama. Dalam hal ini ada empat proposisi
yang diajukan:
a. Tindakan-tindakan yang bersifat gabungan, kombinasi dan
asosiasi merupakan ciri-ciri perilaku manusia.
b. Tindakan-tindakan di atas disampaikan melalui pertukaran
informasi simbolis.
c. Penyampaian informasi simbolis menuntut adanya interaksi
antarsumber, pesan, dan penerima yang sesuai dengan aturan komunikasi yang
disepakati.
d. Aturan-aturan komunikasi ini mencakup pola-pola umum dan
khusus.
3. System Theories
Secara umum sistem mempunyai empat ciri:
a. Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari elemen-
elemen yang masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri.
b. Sistem berada secara tetap dalam lingkungan yang berubah.
c. Sistem hadir sebagai reaksi atas lingkungan.
d. Sistem merupakan koordinasi dari hirarki.
Ada banyak jenis sistem, tetapi yang sering terkait dengan
teori komunikasi adalah sistem terbuka dan structural-functional. Sistem
terbuka (open sistem) ditandai dengan: Unsur-unsur yang ada dalam sistem Fungsi dari masing-masing sistem Hubungan antara unsur dalam
sistem Lingkungan sosial budaya di mana sistem berada. Komunikasi organisasi banyak dipengaruhi oleh logika berpikir
sistem, di mana komunikasi organisasi berhubungan dengan komunikasi
interpersonal dalam oranisasi yang di dalamnya terdapat hierarki.
4. Symbolic Interactionisme
Perspektif ini berkembang dari sosiologi. Menurut Jarome
Manis dan Bernard Meletzer terdapat tujuh proposisi umum yang mendasarinya:
a. Tingkah laku manusia dan interaksi antarmanusia dilakukan
melalui perantaraan lambang-lambang yang mengandung arti.
b. Orang menjadi menusiawi setelah berinteraksi dengan
orang-orang lain.
c. Masyarakat merupakan himpunan dari orang-orang yang
berinteraksi.
d. Manusia secara sukarela aktif membentuk tingkah lakunya
sendiri.
e. Kesadaran dan proses berpikir seseorang melibatkan proses
interaksi dalam dirinya.
f. Bahwa manusia membangun tingkah lakunya dalam melakukan
tindakan-tindakannya. g. Untuk memahami tingkah laku manusia diperlukan
penelaahan tentang tingkah laku perbuatan tersembunyi (Sendjaja, 2005).
C. Teori-teori Organisasi
1. Teori organisasi klasik
Konsep tentang organisasi telah berkembang mulai 1880-an dan
dikenal sebagai teori klasik (classical theory). Dampak teori ini terhadap
organisasi masih sangat besar. Sebagai contoh organissi yg didasarkan birokrasi
dan banyak bagian dari teori klasik Menurut teori organisasi klasik,
rasionalitas, efisiensi, dan keuntungan ekonomis merupakan tujuan organisasi.
Teori ini juga menyatakan bahwa manusia diasumsikan bertindak rasional sehingga
secara rasional dengan menaikkan upah, produktivitas akan meningkat.
Max Weber dengan konsep birokrasi idealnya menekankan pada
konsep otoritas dan kekuasaan yang sah untuk melakukan kontrol kepada pihak
lain yang berada di bawahnya sehingga organisasi akan terhindar dari
penyalahgunaan kekuasaan dan ketidakefisienan. Frederick Taylor mengajukan
konsep "manajemen ilmiah" yang inti gagasannya adalah "bagaimana
cara terbaik untuk melakukan pekerjaan". Untuk ini Taylor membuat
standardisasi mulai dari seleksi (rekruitmen) dan penempatan yang menurutnya
merupakan sistem hubungan kerja antara manusia dengan mesin sehingga pekerjaan
dapat dianalisis secara ilmiah.
Henry Fayol mengembangkan teori yang memusatkan perhatiannya
pada pemecahan masalah-masalah fungsional kegiatan administrasi. Fayol
mengajukan konsep planning, organizing, command, coordination, dan control yang
menjadi landasan bagi fungsi dasar manajemen. Fayol juga mengemukakan empat
belas prinsip yang sangat fleksibel yang digunakan sebagai dasar bagi manajer
dalam mengelola organisasi. Keempat belas prinsip itu adalah pembagian kerja,
wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan arah,
mengutamakan kepentingan umum, pemberian upah, sentralisasi, rantai perintah,
ketertiban, keadilan, kestabilan masa kerja, inisiatif, dan semangat korps.
Gagasan Fayol sendiri didukung oleh koleganya di AS yaitu Gulick, Urwick, Mooney
dan Reiley.
Menurut James D. Mooney terdapat empat prinsip dasar untuk
merancang organisasi, yaitu :
a. Koordinasi, yang meliputi wewenang, saling melayani,
serta perumusan tujuan dan disiplin
b. Prinsip skalar, meliputi prinsip, prospek, dan pengaruh
sendiri, tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional
c. Prinsip fungsional, yaitu funsionalisme tugas yang
berbeda
d. Prinsip staf, yaitu kejelasan perbedaan antara staf dan
lini Meskipun mendapat banyak kritik yang menganggap bahwa teori-teori klasik
itu telah mengabaikan faktor humanistik, deterministik, dan tertutup, tetapi
tidak bisa dipungkiri bahwa teori klasik merupakan peletak dasar dari
teori-teori organisasi modern.
2. Teori tradisional (teori peralihan)
Teori tradisional muncul sebagai reaksi atas konsep-konsep
yang dikemukakan oleh para ahli teori klasik meskipun tidak sepenuhnya
mengabaikan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh teori klasik. Pendekatan yang
dilakukan oleh ahli teori ini adalah pendekatan perilaku atau bahavioral
approach (human relation approach). Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan
eksperimen yang dikenal dengan Hawthorne Experiment yang secara garis besar
dibagi dalam 4 tahap.
a. Mengkaji efek lingkungan dari produktivitas pekerja
b. Melakukan konsultasi dengan pekerja yang ikut eksperimen
c. Melakukan wawancara dengan pekerja (yang tidak ikut
eksperimen) melalui pertanyaan terbuka
d. Eksperimen yang dikenal dengan bank - wiring - room
experiment.
Hasil eksperimen tersebut adalah :
a. Sistem sosial para pekerja ikut berperan dalam organisasi
formal
b. Imbalan nonfinansial dan sanksi berperan dalam
mengarahkan perilaku pegawai
c. Kelompok ikut berperan dalam menentukan kinerja dan sikap
anggota kelompok
d. Munculnya pola kepemimpinan informal
e. Komunikasi yang makin intensif
f. Kepuasan dan kenyamanan bekerja meningkat
g. Pihak manajemen dituntut untuk lebih memahami situasi
sosial.
Experiment Hawthorne menjadi pemicu munculnya beberapa
pemikiran baru (yang masih dalam kerangka humanistik). Termasuk munculnya teori
sistem yang melihat organisasi sebagai suatu sistem yang memiliki
a. Subsistem teknis
b. Subsistem sosial
c. Subsistem kekuasaan.
Kemudian juga muncul teori kontingensi yang dibangun atas
dasar prinsip-prinsip yang telah dikembangkan oleh pendekatan sistem. Teori
kontingensi ini pada prinsipnya melihat bahwa organisasi harus berlandaskan
pada sistem yang terbuka (open system concept)
3. Teori mutakhir
Teori mutakhir atau modern merupakan pengembangan aliran
hubungan manusiawi sekaligus sebagai pandangan baru tentang perilaku manusia
dan sistem sosial. Dalam teori ini konsep manusia yang mewujudkan diri
(motivasi manusia) sangat penting bagi manajemen organisasi.
Terdapat empat prinsip dasar perilaku organisasi, yaitu :
a. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik
secara ketat (peranan, prosedur, dan prinsip)
b. Manajemen harus sistematis dan pendekatan yang digunakan
dengan pertimbangan secara hati-hati
c. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan
manajer individual dalam pengawasan harus sesuai dengansituasi
d. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen
pekerja terhadap tujuan organisasi sangat perlu. Berdasarkan berbagai teori
yang dikemukakan, baik teori klasik, teori tradisional, maupun teori mutakhir
mengindikasikan bahwa kinerja lembaga atau organisasi sangat ditentukan oleh
sistem komunikasi yang diterapkan, baik menyangkut praktik komunikasi, pola
pendekatan, media komunikasi, maupun ketersediaan sarana umpan balik. Variabel-variabel
tersebut akan menentukan produktivitas kinerja lembaga. Demikian pula dalam
praktiknya, kegiatan komunikasi hendaknya memperhatikan beragam bentuk
komunikasi, seperti komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi
horizontal, komunikasi lintas saluran dan komunikasi informal. Semakin kreatif
dan variatif organisasi itu menggunakan bentuk komunikasi, maka akan semakin
tinggi tingkat produktivitas kinerja lembaga tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sendjaja, Sasa
Juarsa. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2005
Mulyana, A. 2008.
Komunikasi Dalam Organisasi (KDO).
Littlejohn, Stephen ,
Theories of Human Communication, Wadsworth Publishing Company, 1999
Langganan:
Postingan (Atom)